Kamis, 06 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PERCOBAAN IV PREPARAT SEGAR MEIOSIS



I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga.
Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yang tetrasporangiat,dengan dua ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlahkeseluruhannya empat. Bagian bunga yang merupakan alat untuk berkembangbiak adalah benang sari dan putik. Benang sari merupakan alat kelamin jantan,putik merupakan alat kelamin betina. Penyerbukan terjadi apabila serbuk sari jatuh pada kepala putik. Selanjutnya akan terjadi pembuahan dalam bakal buah.Pembuahan, yaitu bersatunya sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina membentuk individu baru. Setelah terjadi pembuahan, akan menjadi buah yang didalamnya mengandung biji. Pada biji terdapat bakal calon tumbuhan baru. Jikabiji telah masak dapat ditanam dan akan tumbuh menjadi tanaman baru. Biji merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan, serta menjadi alat berkembang biak.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang fase meiosis pada pollen bunga dengan metode squash.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada  praktikumpreparat segar meiosis yaitu bagaimana struktur dari serbuk sari (Pollen) pada tiap-tiap bunga yang telah disediakan ?

C.      Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum preparat segar meiosis yaitu untuk mengamati perbedaan tiap-tiap serbuk sari (Pollen) dari berbagai bunga yang telah disediakan.

D.      Manfaat
Manfaat dari praktikum preparat segar meiosis adalah dapat mengetahui dan mambedakan tiap-tiap serbuk sari (Pollen) dari bunga tumbuhan yang telah disediakan.


II.    TINJAUAN PUSTAKA
Serbuk sari dan spora pada berbagai jenis tumbuhan memiliki bentuk yang berbeda, terkadang ia berbentuk seperti piramid, segi tiga, bulat atau sepertitelur tergantung pada jenis pohonnya. Dinding serbuk sari terdiri dari dua lapisan,yaitu eksin (lapisan luar) tersusun atas sporopolenin, dan intin (lapisan dalam) yang tersusun atas selulosa. Struktur dinding serbuk sari, khususnya bagian eksin,merupakan salah satu karakter yang digunakan dalam identifikasi. Struktur haluseksin dapat dibedakan menjadi tiga tire, yaitu tektat, semitektat, dan intektat (Budipramana, 1992).
Polen-polen yang tidak mencapai sel kelamin jantan akan jatuh danikut terendapkan di sungai, rawa-rawa, danau, lagoon sampai zona litoral.Spora dihasilkan oleh tumbuh-tumbhan dari kelompok Ptrophyta, Bryophyta, dansebaian Thallophya. Golongan Pterophyta (paku-pakuan), ada yang menghasilkan dua jenis spora (heterospore) (Sutjahjo, 2005).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi dua tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interfase). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interfase (Crowder, 1998).
Butir polen sering berperan dalam taksonomi di taraf familia atau dibawahnya. Dinding serbuk sari terdiri dari dua lapisan, yaitu eksin (lapisan luar)tersusun atas sporopolenin, dan intin (lapisan dalam) yang tersusun atas selulosa.Struktur dinding serbuk sari, khususnya bagian eksin, merupakan salah satukarakter yang digunakan dalam identifikasi. Struktur halus eksin dapat dibedakanmenjadi tiga tire, yaitu: tektat, semitektat, dan intektat. Metode asetolisis adalahmetode yang digunakan dalam pembuatan preparat polen dan spora. Prinsip dasarasetolisis, adalah memecah atau melisis dinding polen (eksin dan intin) dan sporadengan menggunakan asam kuat (Campbell dkk, 2009).
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n). Pada tumbuhan, biasanya sel yang membelah secara meiosis adalah sel yang berhubungan erat dengan pertumbuhan generatif tumbuhan, baik pembungaan, pembentukan strobilus, maupun pembuahan (Evert, 2006).


DAFTAR PUSTAKA
Budipramana, Lukas, 1992, Mikroteknik dan Pembuatan Peraga Biologi, Surabaya, Unesa Press.

Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2009. Biology, Eight Editio,. Pearson Benjamin Cummings, San Francisco
Crowder, L. V. 1998. Genetika tumbuhan. Yoyakarta: gajah mada universitas press. Jokjakarta
Evert, Ray F, 2006, Esau’s Plant Anatomy, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc. New Jersey

Sutjahjo H. Surjon, Sujiprihati Sriyani, Syukur Muhammad. 2005. Pengantar Pemulyaan Tanaman. Departemen Agronomi Dan Hortikultura. Fakultas Pertanian.












III. METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum Preparat Segar Meiosis di laksanakan pada hari Kamis, 22 November 2012. Pukul 03.30 WITA sampai selesai, dan bertempat di Laboratorium Lanjutan Biologi Unit Taksonomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kendari.

B.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada prktikum Preparat Segar Meiosis dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum Preparat Segar Meiosis
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Pinset
Untuk mengambil serbuk sari (Pollen)
2.
Kaca  arloji
Wada untuk merendam serbuk sari (Pollen) yang akan diwarnai dengan larutan safranin
3.
Cawan petri
Wadah untuk mewarnai serbuk sari (Pollen)
4.
Bunsen
Untuk memanaskan objek pengamatan
5.
Pipet tetes              
Untuk mengambil larutan
6.
Botol roll filem atau botol ampul
Sebagai wadah pada saat fiksasi
7.
Mikroskop cahaya
Untuk mengamati preparat segar meiosis
8.
Kamera digital
Untuk memotret objek pengamatan
9.
Kaca preparat
Untuk menyimpan objek pengamatan
10.
Kaca penutup
Untuk menutup objek pengamatan
11.
Pensil berkaret
Untuk memukul objek pengamatan





Bahan yang digunakan pada prktikum Preparat Segar Meiosis dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada prktikum Preparat Segar Meiosis
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Serbuk (Pollen) dari bunga Akasia (Acacia Sp.), Pisang (Musa paradisiaca), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), dan putri malu (Mimosa pudica).
Sebagai objek pengamatan
2.
Larutan Fiksatif Farmer
Untuk memfiksasi serbuk sari (Pollen)
3.
HCl 1 N%
Untuk melunakan serbuk sari (Pollen)
4.
Safranin
Untuk mewarnai preparat serbuk sari (Pollen)
5
Aluminium foil
Untuk menutup permukaan botol ampul.

C.   Prosedur Kerja
         Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Preparat Segar Meiosis yaitu sebagai berikut:
  1. memfiksasi sejumlah kuncup bunga dikumpulkan kemudian segera memasukkan ke dalam larutan fiksatif Farmer selama ± 30 menit sebanyak 2 kali ulangan dengan komposisi fiksatif Farmer sebagai berikut :
Etanol absolut ………………………… 3 bagian
Asam asetat glasial ………………….. 1 bagian
  1. Mengambil Anter bunga lalu merendamnya ke dalam larutan HCl 1 N selama 5 – 10 menit agar anter bunga menjadi lunak.
  2. Mewarnai anter bunga tersebut kedalam cawan petri yang telah berisi laruta pewarna Safranin selama 10 menit.
  3. Setelah anter bunga berwarna, kemudian meletakan anter bunga tersebut ke atas kaca objek, dan meneteskannya dengan Safranin kemudian menutupnya dengan kaca penutup dan memanaskannya ke atas Bunsen dengan hangat kuku.
  4. Melakukan pemencetan dengan menggunakan pensil berkaret, agar pollen terlepas dari PMC dan tersebar merata keatas kaca objek
  5. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 10X, 40X hingga 100X perbesran, dan mengamati bagian-bagian dari  pollen tersebut.












IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum preparat segar meiosis yaitu :
1.      Serbu sari (Pollen) Bunga Akasia (Acacia Sp.)










2.    Serbu sari (Pollen) Bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Keterangan :
1. Kulit luar (Eksin)
2. Kulit dalam (Intin)
3. Spina/duri (Echinate)

 
2
 
1
 
3
 



3.    Serbu sari
Keterangan :
1. Kulit luar (Eksin)
2. Kulit dalam (Intin)
3. Spina/duri (Echinate)

 
 (Pollen) Bunga Pisang (Musa paradisiaca)













 








B.  Pembahasan
Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan menggunakan ibu jari.
Gametogenesis adalah pembelahan meiosis yang menghasilkan sel-sel kelamin (gamet). Gametogenesis yang terjadi pada sel hewan dan manusia dikenal sebagai spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel sperma. Spermatogenesis menghasilkan 4 sel sperma dari 4 sel anakan pembelahan meiosis. Oogenesis hanya menghasilkan 1 sel telur dari 4 kemungkinan sel anakan. Dalam hal ini, 3 sel anakan lainnya mengalami degenerasi dan hancur. Gametogenesis pada sel tumbuhan dikenal sebagai mikrosporogenesis (proses pembentukan sel kelamin jantan) dan makrosporogenesis (proses pembentukan sel kelamin betina). Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan serbuk sari (mikrospora) di dalam kepala sari (anthera). Di dalam kepala sari terdapat sel induk serbuk sari yang diploid (2n). Sel induk serbuk sari ini disebut mikrosporosit. Sel induk serbuk sari mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat mikrospora yang bersifat haploid (n) dan masih menyatu. Sedangkan megasporogenesis adalah proses pembentukan kandung lembaga di dalam bakal biji (ovulum). Di dalam bakal biji terdapat sebuah sel induk megaspora yang bersifat diploid. Induk megaspora ini disebut megasporosit. Di dalam bakal biji, sel induk mengalami meiosis sehingga menghasilkan empat megaspora yang masing-masing haploid. Pembelahan meiosis ini menjadi penting karena dapat mempertahankan jumlah kromosom suatu individu tetap diploid. Artinya, ketika terjadi peleburan sel kelamin jantan dan betina yang masing-masingnya haploid, akan terbentuk individu diploid. Hasil akhir dari meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet, melainkan memerlukan sedikit waktu untuk berkembangn menjadi gamet. Proses ini disebut maturasi.
Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak yang masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom sel induk. Oleh karena itu, meosis disebut juga pembelahan reduksi. Meiosis terjadi pada saat pembentukan gamet (sel-sel kelamin) dengan tujuan menjaga agar jumlah kromosom tetap konstan dari generasi ke generasi. Meiosis juga terjadi pada saat pembentukan spora pada tumbuhan.Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.
Pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi dua kali siklus pembelahan. Pada meiosis terjadi perpasangan kromosom homolog dan segregasi kromosom secara bebas. Meiosis dapat dipandang sebagai dua siklus yang amat termodifikasi dan berlangung secara berurutan. Dalam satu siklus meiosis terjadi satu kali replikasi DNA dan dua kali pembelahan sitoplasma sehingga akan dhasilkan empat produk haploid yang tak satu pun identik secara genetic.
Langkah pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pengamatan mikroskopis adalah fiksasi. Fiksasi juga merupakan langkah awal yang penting dalam membuat sediaan utuh maupun sediaan sayatan. Tujuan fiksasi adalah menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan komponen-komponen sitologis dan histologis, mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek sehingga  akan terjadi koagulasi protoplasma maupun elemen-elemen di dalam protoplasma, jaringan dapat diwarnai sehingga bagian-bagian dari jaringan dapat mudah dikenali. Secara ringkas fiksasi terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan dan menetapkan.
Tahap profase pada meiosis berbeda dengan mitosis, yaitu bahwa kromosom-kromosom homolog membentuk pasangan, yang dinamakan bivalen. Proses berpasangannya kromosom homolog dinamakan sinapsis. Kemudian setiap anggota bivalen membelah memanjang, sehingga terbentuklah 4 kromatid. Ke empat kromatid padad satu bivalen dinamakan tetrad. Selama sinapsis, dapat terjadi pindah silang (crossing over), yaitu peristiwa penukaran segmen dari kromatid-kromatid dalam sebuah tetrad.
Praktikum Preparat Segar Meiosis, bahan yang diamati berupa serbuk sari (Pollen) dari berbagai jenis bunga tumbuhan Monokotil dan Dikotil seperti; seperti serbuk sari dari bunga Akasia (Acacia Sp.), bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), bunga Pisang (Musa paradisiaca); dan bunga Putri malu (Mimosa pudica). Tapi pada bunga putrid malu tidak diamati karena serbuk sari pada bunga tersebut sudah layu sehinggaq tidak dapat digunakan untuk praktikum.
Pengamatan yang kami lakukan pada serbuk sari (Pollen) bunga kembang sepatu terdiri dari kulit luar (Eksin), kulit dalam (Intin) dan Spina/duri (Echinate). Pada pollen bunga pisang bagian-bagiannya terdiri dari Kulit luar (Eksin) kulit dalam (Intin)dan spina/duri (Echinate) sedang bagian-bagian pollen bunga akasia yaitu kulit luar (Eksin), kulit dalam (Intin) dan spina/duri (Echinate). Sedang pada bunga putri malu tidak dilakukan pengamatan karena bunganya sudah layu. Spina pada pollen bunga kembang sepatu terlihat sangat banyak dan berdekatan dibandingkan dengan spina pada pollen akasia, namun jika dibandingkan keduanya pada pollen bunga pisang, maka yang banyak spinanya bunga pisang karena spinanya sangat kecil dan terlihat sangat padat.



















V.    PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak yang masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom sel induk. Oleh karena itu, meosis disebut juga pembelahan reduksi. Meiosis terjadi pada saat pembentukan gamet (sel-sel kelamin) dengan tujuan menjaga agar jumlah kromosom tetap konstan dari generasi ke generasi. Pengamatan yang kami lakukan pada serbuk sari (Pollen) bunga kembang sepatu terdiri dari kulit luar (Eksin), kulit dalam (Intin) dan Spina/duri (Echinate). Pada pollen bunga pisang bagian-bagiannya terdiri dari Kulit luar (Eksin) kulit dalam (Intin)dan spina/duri (Echinate) sedang bagian-bagian pollen bunga akasia yaitu kulit luar (Eksin), kulit dalam (Intin) dan spina/duri (Echinate). Sedang pada bunga putrid malu tidak dilakukan pengamatan karena bunganya sudah layu.
B.     Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu diharapkan asisten lebih ketat lagi pada saat mengawas respon, masalahnya banyak yang sering buka buku penuntun.


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PERCOBAAN IV
PREPARAT SEGAR MEIOSIS

OLEH
NAMA                 :  SULHIJA
STAMBUK         :  F1D1 10 104
KELOMPOK      :  V (LIMA)
ASISTEN             :  SUGIRENG

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

Tidak ada komentar: