Laporan II
PEMBUATAN PUPUK BOKASHI
OLEH :
NAMA : SULHIJA
NIM : FIDI
10 104
KELOMPOK : III
ASISTEN : WA ODE SYARNI TALA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
menambah kesuburan tanah guna meningkatkan kesuburan tanaman, manusia sering
mengambil jalan pintas yakni menggunakan pupuk an organik. Alasan yang
menggunakan pupuk an organik adalah karena pupuk an organik mudah terserap oleh
tumbuhan dan mudah di aplikasikan sehingga akan meningkatkan produktivitas
tanaman yang dibudidayakan. Namun seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan
pupuk an organik secara terus-menerus akan berdampak buruk bagi lingkungan
sekitarnya, seperti akumulasi zat kimia dalam tanaman sehingga dapat meracuni
orang yang mengkonsumsi tanaman tersebut.
Adanya
dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik menyebabkan petani sekarang
mulai beralih pada pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya
berasal dari bahan organik seperti: tanaman, hewan ataupun limbah organik.
Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi
sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Selain memperbaiki sifat
fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia tanah, yaitu dengan
membantu proses pelapukan bahan mineral. Bahan organik juga memberikan makanan
bagi kehidupan mikrobia dalam tanah.
Bokashi
adalah salah satu cara untuk membuat pupuk organik yang mudah dilakukan. Bahan
yang dapat dijadikan bokashi dapat diperoleh dengan mudah ditingkat petani
seperti kotoran sapi, kotoran kambing, kotoran ayam, sissa-sisa tanaman.
Bahan-bahan tersebut tentu saja sangat ramah lingkungan dan tidak akan
menimbulkan residu kimia. Oleh sebab itu sudah tiba saatnya untuk
memasyarakatkan pertanian yang akrab lingkungan, termasuk penggunaan bokashi
sebagai substitusi secara bertahap terhadap penggunaan pupuk anorganik.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum pembuatan bokashi yaitu bagaimana cara pembuatan pupuk
bokashi ?
C.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum pembuatan bokashi yaitu untuk
mengetahuai cara pembuatan pupuk bokhasi.
D.
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum pembuatan bokhasi yaitu dapat
mengetahui cara pembuatan pupuk bokashi.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kata Bokhasi diambil dari bahasa Jepang yang artinya bahan
organik yang terfermentasi. Bokashi adalah pupuk organik hasil fermentasi bahan
organik dengan menggunakan EM4 (Effective Microorganisms 4) yang dimaksud
dengan EM4 yaitu suatu campuran mikroorganisme yang bermanfaat untuk
meningkatkan keanekaragaman mikroba dari tanah maupun tanaman, serta berfungsi
untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman..
Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat
dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara
konvensional (Djuarnani, 2005).
Pupuk organik
tradisional atau yang sering disebut dengan kompos, dalam pelaksanaannya akan
kita sempurnakan dengan pendekatan ilmu mikrobiologi, menjadi pupuk organik
yang lebih berkualitas, atau sering disebut sebagai pupuk lengkap organic
hayati. Disamping mengandung
unsur hara makro maupun mikro yang banyak, bokashi juga mengandung
mikroorganisme yang menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Dalam perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan
organic seperti; dedak, ampas kelapa, tepung ikan sampah kota,
kotoran ternak dan lain-lain. Bahan-bahan ini difermentasikan dengan
mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efectice
Mikroorganisme (EM4) (Sutejo,
2002).
Semakin berpariasi
bahan baku, semakin kecil ukuran bahan, kondisi yang masih segar dan kering
akan membuat kualitas bokashi yang dihasilkan semakin baik. Bahan utama yang
digunakan untuk membuat bokashi disesuaikan dengan kapasitas limbah
organic yang ada pada suatu lokasi tertentu. Misalnya bungkil kelapa, sampah
organic di perkotaan, jerami, kotoran ternak , daun-daunan dll (Riyanto,
2006).
Untuk meningkatkan
kualitas bokashi, di samping bahan baku utama, perlu ditambahkan bahan-bahan
seperti enceng gondok, humus, tepung ikan cucian beras pertama,
gunanya untuk menetralisir logam-logam berat yang mungkin terkandung dalam
limbah organi yang kita sediakan (Bahar, 1992).
Adonan yang sudah
tercampur merata, ditutup dengan rapat dengan plasti hitam agar tidak
terkena sinar matahari langsung ataupun hujan dan diusahakan suhu tidak lebih
dari 50 derajat celcius. Untuk pengaturuan suhu perlu dilakukan
pembalikan adonan dan ditutup kembali. Bokashi yang sudah jadi ditandai dengan
tumbuhnya jamur berwarna putih (fermentasi). Sedang pada permukaan bahan tidak
mengeluarkan bau dan kalau dikepal tidak ada lagi proses panas. Biasanya lama
proses fermentasi ini sekitar 1 – 3 minggu (Lingga, 2006).
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan Larutan Effective Microorganism (EM) dilakukan
pada hari Selasa, 18 September 2012 pukul 09.30 – 15.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Biologi Lanjut, Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan kegunaan yang digunakan pada praktikum kali
ini yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.
Alat dan kegunaan yang diperlukan pada praktikum ini
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Kamera Digital
|
Untuk mengambil gambar objek
pengamatan
|
2.
|
Alat Tulis menulis
|
Untuk menulis hasil pengamatan
|
3.
|
Blender
|
Untuk
menghaluskan bahan
|
4.
|
Baskom
|
Untuk
menyimpan bahan yang sudah haluskan
|
5.
|
Timbangan
|
Untuk
menimbang bahan yang akan digunakan
|
6.
|
Kompor
|
Untuk
memasak bahan
|
7.
|
Periuk
|
Untuk
tempat memasak bahan
|
8.
|
Gayung
|
Untuk
mengaduk bahan
|
9.
|
Saringan
|
Untuk
menyaring
|
10.
|
Botol
|
Untuk menyimpan bahan
|
Bahan dan kegunaan yang
dipakai pada praktikum kali ini yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
:
Table 2. Bahan
dan kegunaan yang digunakan pada praktikum ini
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Terasi 500 gr
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
2
|
Nenas
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
3
|
Susu murni 2 liter
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
4
|
Bekatul
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
5
|
Usus ayam 2 kg
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
6
|
Gula pasir 1 kg
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
7
|
Air bersih 7 liter
|
Untuk melarutkan bahan-bahan yang sudah dicampur
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.
Menyiapkan seluruh peralatan dan bahan
yang dibutuhkan
2.
Menghaluskan bahan-bahan(usus, terasi,
kulit kedelai) dicampur air.
3.
Mencampurkan bahan-bahan kedalam baskom
yang telah disediakan.
4.
Memasukkan kedalam panci yang telah
disediakan sambil diaduk-aduk.
5.
Menyalakan kompor untuk memasak bahan
yang telah dicampur.
6.
Memasak bahan yang telah dicampur tadi
diatas kompor sambil diaduk-aduk hingga
siap didinginkan.
7.
Mendinginkan bahan kemudian dicampurkan
lagi dengan usus ayam dan susu steril yang telah dihaluskan yang telah dimasak
sebelumnya, kemudian dimasukkan kedalam ember sebagai wadah.
8.
Memasukkan kedalam ember/wadah yang
telah disiapkan kemudian ditutup rapat hingga udara tidak masuk kedalam wadah.
Setelah menutup wadah kemudian didiamkan selama 3 hari lamanya.
9.
Setelah 3 hari EM diaduk-aduk lagi
hingga rata, kemudian ditutup kembali dan didiamkan selama ± 2 minggu.
10.
Setelah ± 2 minggu, EM disaring kemudian
dimasukkan kedalam botol aquades sebanyak 2 lliter.
11.
Kemudian menyimpan EM tersebut ditempat
yang aman selama ±6 minggu sebelum digunakan untuk mencampur pada kompos yang akan
dibuat.
B. Pembahasan
Kelebihan kompos yang dibuat dengan memanfaatkan aktifator
atau mikrobaadalah mengandung mikroba yang berfungsi untuk melindungi tanaman
dari seranganhama dan penyakit. Beberapa contoh kompos yang dibuat dengan
menggunakan mikroba decomposer/pengurai antara lain yaitu Bokashi.
Bokashi merupakan sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun
anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos
yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya,
sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang
digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari
material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme
yang mampu melakukan proses pengomposan.
Bokhasi
adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organis,pupuk kandang
dll) dengan tehnologi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organic untuk
menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Bokhasi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung
digunakan sebagai pupuk.
Sangat
berguna bagi petani sebagai sumber pupuk organic yang siap pakai dalam waktu
singkat. Petani padi, palawija, sayur, bunga dan buah sangat banyak
memerlukan pupuk organic , sehingga bokhasi dapat merup[akan kunci keberhasilan
produksi pertanian dengan biaya murah.
Umumnya pengomposan berlangsung selama
10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada
umumnya, kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan
sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk
kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan
sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke
alam.
Disamping mengandung unsur hara makro maupun mikro
yang banyak, bokashi juga mengandung mikroorganisme yang menguntungkan yang
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam
perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan organic seperti;
dedak, ampas kelapa, tepung ikan sampah kota, kotoran ternak dan lain-lain.
Bahan-bahan ini difermentasikan dengan mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam
fermentasi tersebut yaitu Efectice Mikroorganisme.
Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau
pupuk hijau dalam sistem pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga)
dan penahan lengas, di samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat kimia
tanah. Kualitas pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk
organik tersebut dan tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan
dasar beraneka (sampah kota) sehingga mempunyai kandungan total hara yang tidak
seragam. Kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar, suhu
kembali mendekati suhu udara dan berwarna hitam, keadaan tersebut biasanya
mempunyai nisbah C/N 10-15.
Pada
praktikum yang kami laksanakan yaitu pembuatan bokashi dengan bahan utamanya
adalah sayur. Pengamatan yang dilakukan, suhunya tidak mencapai 500
C dengan pengamatan setiap 3 jam dalam waktu 1 minggu. Suhu tertinggi yaitu
pada bokashi sayur dimana suhunya pernah mencapai 470C pada hari
rabu tengah malam. Sedangkan suhu terendah terdapat pada bokashi serasah, ini
terjadi mungkin karena pemotongan serasah terlalu kasar sehingga cairan EM (Effective Microorganism) tidak bereaksi
dengan cepat. Jika dibandingkan dengan bokashi sayur bahannya dipotong-potong
sangat kecil sehingga mungkin lebih cepat bereaksi dengan cairan EM (Effective Microorganism).
V.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada
praktikum pembuatan pupuk bokashi
yaitu Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter
aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam
padi. Kompos yang sudah jadi dapat
digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini
dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat
bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran
hewan, jamur, spora
jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut
mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
B. Saran
Saran yang
dapat kami sampaikan yaitu diharapkan agar asisten lebih menerapkan lagi
disiplin agar praktikan tidak melakukan kegiatan lain selain praktikum yang
dilaksanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahar, F.A. dan Z. Abidin. 1992. Kepentingan pengelolaan gulma dalam
pembangunan pertanian di Indonesia Bagian Timur. Makalah Utama Kongres dan
Seminar Nasional HIGI XI. Ujung Pandang.
Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat
Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok
Lingga,
Pinus. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok
Riyanto,
soeharti, dkk, 2006, “dasar-dasar agronomi”, faperta unmul ,
samarinda.
Sutejo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk
dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar