Rabu, 05 November 2014

LAPORAN BIOLOGI TERAPAN "PEMBUATAN PUPUK BOKASI"



Laporan II
PEMBUATAN PUPUK BOKASHI
                                                                                        

OLEH :

NAMA                : SULHIJA
NIM                             : FIDI 10 104
KELOMPOK       : III
ASISTEN            : WA ODE SYARNI  TALA




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012







I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam menambah kesuburan tanah guna meningkatkan kesuburan tanaman, manusia sering mengambil jalan pintas yakni menggunakan pupuk an organik. Alasan yang menggunakan pupuk an organik adalah karena pupuk an organik mudah terserap oleh tumbuhan dan mudah di aplikasikan sehingga akan meningkatkan produktivitas tanaman yang dibudidayakan. Namun seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan pupuk an organik secara terus-menerus akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya, seperti akumulasi zat kimia dalam tanaman sehingga dapat meracuni orang yang mengkonsumsi tanaman tersebut.
Adanya dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik menyebabkan petani sekarang mulai beralih pada pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari bahan organik seperti: tanaman, hewan ataupun limbah organik. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Selain memperbaiki sifat fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia tanah, yaitu dengan membantu proses pelapukan bahan mineral. Bahan organik juga memberikan makanan bagi kehidupan mikrobia dalam tanah.
Bokashi adalah salah satu cara untuk membuat pupuk organik yang mudah dilakukan. Bahan yang dapat dijadikan bokashi dapat diperoleh dengan mudah ditingkat petani seperti kotoran sapi, kotoran kambing, kotoran ayam, sissa-sisa tanaman. Bahan-bahan tersebut tentu saja sangat ramah lingkungan dan tidak akan menimbulkan residu kimia. Oleh sebab itu sudah tiba saatnya untuk memasyarakatkan pertanian yang akrab lingkungan, termasuk penggunaan bokashi sebagai substitusi secara bertahap terhadap penggunaan pupuk anorganik.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum pembuatan bokashi yaitu bagaimana cara pembuatan pupuk bokashi ?

C.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum pembuatan bokashi yaitu untuk mengetahuai cara pembuatan pupuk bokhasi.

D.    Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum pembuatan bokhasi yaitu dapat mengetahui cara pembuatan pupuk bokashi.




II.    TINJAUAN PUSTAKA
Kata Bokhasi diambil dari bahasa Jepang yang artinya bahan organik yang terfermentasi. Bokashi adalah pupuk organik hasil fermentasi bahan organik dengan menggunakan EM4 (Effective Microorganisms 4) yang dimaksud dengan EM4 yaitu suatu campuran mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan keanekaragaman mikroba dari tanah maupun tanaman, serta berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman..  Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional (Djuarnani, 2005).
Pupuk organik tradisional atau yang sering disebut dengan kompos, dalam pelaksanaannya akan kita sempurnakan dengan pendekatan ilmu mikrobiologi, menjadi pupuk organik yang lebih berkualitas, atau sering disebut sebagai pupuk lengkap organic hayati. Disamping mengandung unsur hara makro maupun mikro yang banyak, bokashi juga mengandung mikroorganisme yang menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.  Dalam perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan organic  seperti;  dedak, ampas kelapa, tepung ikan sampah kota, kotoran ternak dan lain-lain. Bahan-bahan ini difermentasikan dengan mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efectice Mikroorganisme (EM4) (Sutejo, 2002).
Semakin berpariasi bahan baku, semakin kecil ukuran bahan, kondisi yang masih segar dan kering akan membuat kualitas bokashi yang dihasilkan semakin baik. Bahan utama yang digunakan untuk membuat bokashi disesuaikan  dengan kapasitas limbah organic yang ada pada suatu lokasi tertentu. Misalnya bungkil kelapa, sampah organic di perkotaan, jerami, kotoran ternak , daun-daunan dll (Riyanto, 2006).
Untuk meningkatkan kualitas bokashi, di samping bahan baku utama, perlu ditambahkan bahan-bahan seperti  enceng gondok,  humus, tepung ikan cucian beras pertama, gunanya untuk menetralisir logam-logam berat yang mungkin terkandung dalam limbah organi yang kita sediakan (Bahar, 1992).
Adonan yang sudah tercampur merata, ditutup dengan rapat dengan  plasti hitam agar tidak terkena sinar matahari langsung ataupun hujan dan diusahakan suhu tidak lebih dari 50 derajat celcius.  Untuk pengaturuan suhu perlu dilakukan pembalikan adonan dan ditutup kembali. Bokashi yang sudah jadi ditandai dengan tumbuhnya jamur berwarna putih (fermentasi). Sedang pada permukaan bahan  tidak mengeluarkan bau dan kalau dikepal tidak ada lagi proses panas. Biasanya lama proses fermentasi ini sekitar 1 – 3 minggu (Lingga, 2006).
 







III. METODOLOGI PENELITIAN
A.  Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan Larutan  Effective Microorganism (EM) dilakukan pada hari Selasa, 18 September 2012 pukul 09.30 – 15.00  WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Lanjut, Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo, Kendari.

B.  Alat  dan Bahan Praktikum
Alat dan kegunaan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan kegunaan yang diperlukan pada praktikum ini
No
Nama Alat
Kegunaan
1.
Kamera Digital
Untuk mengambil gambar objek pengamatan
2.
Alat Tulis menulis
Untuk menulis hasil pengamatan
3.
Blender
Untuk menghaluskan bahan
4.
Baskom
Untuk menyimpan bahan yang sudah haluskan
5.
Timbangan
Untuk menimbang bahan yang akan digunakan
6.
Kompor
Untuk memasak bahan
7.
Periuk
Untuk tempat memasak bahan
8.
Gayung
Untuk mengaduk bahan
9.
Saringan
Untuk menyaring
10.
Botol
Untuk  menyimpan bahan




Bahan dan kegunaan yang dipakai pada praktikum kali ini yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Table 2. Bahan dan kegunaan yang digunakan pada praktikum ini
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Terasi 500 gr
Sebagai bahan pembuatan EM
2
Nenas
Sebagai bahan pembuatan EM
3
Susu murni 2 liter
Sebagai bahan pembuatan EM
4
Bekatul
Sebagai bahan pembuatan EM
5
Usus ayam 2 kg
Sebagai bahan pembuatan EM
6
Gula pasir 1 kg
Sebagai bahan pembuatan EM
7
Air bersih 7 liter
Untuk melarutkan bahan-bahan yang sudah dicampur

C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.      Menyiapkan seluruh peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2.      Menghaluskan bahan-bahan(usus, terasi, kulit kedelai) dicampur air.
3.      Mencampurkan bahan-bahan kedalam baskom yang telah disediakan.
4.      Memasukkan kedalam panci yang telah disediakan sambil diaduk-aduk.
5.      Menyalakan kompor untuk memasak bahan yang telah dicampur.
6.      Memasak bahan yang telah dicampur tadi diatas kompor sambil  diaduk-aduk hingga siap didinginkan.
7.      Mendinginkan bahan kemudian dicampurkan lagi dengan usus ayam dan susu steril yang telah dihaluskan yang telah dimasak sebelumnya, kemudian dimasukkan kedalam ember sebagai wadah.
8.      Memasukkan kedalam ember/wadah yang telah disiapkan kemudian ditutup rapat hingga udara tidak masuk kedalam wadah. Setelah menutup wadah kemudian didiamkan selama 3 hari lamanya.
9.      Setelah 3 hari EM diaduk-aduk lagi hingga rata, kemudian ditutup kembali dan didiamkan selama ± 2 minggu.
10.  Setelah ± 2 minggu, EM disaring kemudian dimasukkan kedalam botol aquades sebanyak 2 lliter.
11.  Kemudian menyimpan EM tersebut ditempat yang aman selama ±6 minggu sebelum digunakan untuk mencampur pada kompos yang akan dibuat.







B. Pembahasan
Kelebihan kompos yang dibuat dengan memanfaatkan aktifator atau mikrobaadalah mengandung mikroba yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari seranganhama dan penyakit. Beberapa contoh kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba decomposer/pengurai antara lain yaitu Bokashi.      
Bokashi merupakan sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
Bokhasi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organis,pupuk kandang dll) dengan tehnologi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organic untuk menyuburkan tanah dan  meningkatkan  pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokhasi dapat dibuat dalam beberapa hari  dan bisa langsung  digunakan sebagai pupuk.
Sangat berguna bagi petani sebagai sumber pupuk organic yang siap pakai dalam waktu singkat. Petani padi, palawija, sayur, bunga  dan buah sangat banyak memerlukan pupuk organic , sehingga bokhasi dapat merup[akan kunci keberhasilan produksi pertanian dengan biaya murah.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya,  kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.
Disamping mengandung unsur hara makro maupun mikro yang banyak, bokashi juga mengandung mikroorganisme yang menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.  Dalam perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan organic  seperti;  dedak, ampas kelapa, tepung ikan sampah kota, kotoran ternak dan lain-lain. Bahan-bahan ini difermentasikan dengan mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efectice Mikroorganisme.
Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau pupuk hijau dalam sistem pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga) dan penahan lengas, di samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat kimia tanah. Kualitas pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk organik tersebut dan tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan dasar beraneka (sampah kota) sehingga mempunyai kandungan total hara yang tidak seragam. Kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar, suhu kembali mendekati suhu udara dan berwarna hitam, keadaan tersebut biasanya mempunyai nisbah C/N 10-15.
Pada praktikum yang kami laksanakan yaitu pembuatan bokashi dengan bahan utamanya adalah sayur. Pengamatan yang dilakukan, suhunya tidak mencapai 500 C dengan pengamatan setiap 3 jam dalam waktu 1 minggu. Suhu tertinggi yaitu pada bokashi sayur dimana suhunya pernah mencapai 470C pada hari rabu tengah malam. Sedangkan suhu terendah terdapat pada bokashi serasah, ini terjadi mungkin karena pemotongan serasah terlalu kasar sehingga cairan EM (Effective Microorganism) tidak bereaksi dengan cepat. Jika dibandingkan dengan bokashi sayur bahannya dipotong-potong sangat kecil sehingga mungkin lebih cepat bereaksi dengan cairan EM (Effective Microorganism).









V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi yaitu Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu diharapkan agar asisten lebih menerapkan lagi disiplin agar praktikan tidak melakukan kegiatan lain selain praktikum yang dilaksanakan.




DAFTAR PUSTAKA
Bahar, F.A. dan Z. Abidin. 1992. Kepentingan pengelolaan gulma dalam pembangunan pertanian di Indonesia Bagian Timur. Makalah Utama Kongres dan Seminar Nasional HIGI XI. Ujung Pandang.

Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok

Lingga, Pinus. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok
  Riyanto, soeharti, dkk, 2006,  dasar-dasar agronomi”, faperta unmul , samarinda.

Sutejo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta

 

Tidak ada komentar: