LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROTEKNIK
PERCOBAAN I
PREPARAT
APUS
OLEH
NAMA
: SULHIJA
STAMBUK
: F1D1 10 104
KELOMPOK :
V (LIMA)
ASISTEN
: SUGIRENG
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Darah
merupakan bagian terpenting dalam system transport. Darah merupakan jaringan
yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah
merupakan bagian yang cair. Plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel
darah. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat
makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma darah
mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi. Selain
darah, cairan tubuh yang lain adalah limfe. Cairan limfe terbentuk dari air,
glukosa, lemak, dan garam. Limfe berfungsi sebagai alat pengangkut cairan dan
protein, emulsi lemak, dan penghasil antibodi. Komponen seluler limfe terdiri
dari limfosit dan granulosit.
Benda-benda
darah yang terdiri atas sel-sel darah yaitu sel darah putih ( leukosit ), sel darah merah (eritrosit), dan sel pembeku darah (trombosit). Sel darah merah merupakan
bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc
darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Jumlah eritrosit bervariasi
tergantung pada jenis kelamin dan usia. Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf,
berdiameter kira-kira 8 m, dan tidak mempunyai nukleus. Warna merah disebabkan
oleh hemoglobin (Hb) yang berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi untuk
mengikat oksigen. Setiap hemoglobin terdiri atas protein yang disebut globin
dan pigmen non protein.
Sel
darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, dan
kelenjar limpa. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc
darah. Leukosit berumur 12 hari. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk
fagosit (pemakan) bibit penyakit/benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan
pembahasan latar belakang diatas maka dilaksanakan praktikum dengan tujuan
agar kita dapat mengetahui bagian-bagian
serta sifat khusus pada sel darah merah ataupun sel darah putih.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
pada praktikum preparat apus yaitu metode apa yang digunakan untuk membuat preparat apus
untuk mengaamati korpuskula darah?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan
pada praktikum kali ini yaitu agar dapat membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula darah.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat
yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat membuat film darah tipis untuk
mempelajari korpuskula darah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan
yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan
zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo-
atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Pada
hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau
insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi
sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau
invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma
darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin
merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada
hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Darah terdiri daripada beberapa
jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain
berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah. Korpuskula darah terdiri dari (Budiono, 1992).
Sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca sediaan yang sangat
bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan bertindak sebagai
tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan ynag lain bertindak sebagai alat
untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan tipis darah (kaca perata).
Darah dapat diperoleh dari tusukan jarum pada ujung jari. Sebaiknya tetesan
darah pertama dibersihkan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Tetesan yang
kedua diletakan pada daerah ujung kaca sediaan yang bersih. Salah satu ujung
sisi pendek kaca perata diletakan miring dengan sudut kira- kira 450
tepat didepan tetes darah menyebar sepanjang sisi pendek kaca perata, maka
dengan mempertahankan sudutnya, kaca perata digerakan secara cepat sehingga
terbentuklah selapis tipis darah diatas kaca sediaan. Setelah sediaan darah
dikeringkan pada suhu kamar barulah dilakukan pewarnaan sesudah difiksasi
menurut metode yang dipilih, yaitu metode Giemsa dan Wright yang merupakan
modifikasi metode Romanosky (Gunarso, 1989).
Zat warna yang digunakan dalam metode Romanovsky adalah Giemsa yang
sebelumnya telah diencerkan dengan aquades. Sediaan apus yang telah dikeringkan
diudara, difixir dulu dengan methyl alkohol selama 3-5 menit. Semakin lama
pewarnaan yang dilakukan maka intensitasnya menjadi semakin tua. Preparat apus
yang yang telah selesai dibuat kemudian diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 100x. Gambar yang didapat dalam hasil menunjukan sel-sel butir darah
baik eritrosit, leukosit, trombosit, atau yang lain (Maskoeri, 2008).
Melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya
pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya
digunakan untuk mrmpelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung
perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini
menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear) yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles
atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan
di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi,
diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup (Sundoro, 1983).
Darah
merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan
jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi
tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara
kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap
sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu
pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan
tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut
alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang
mengendalikan sifat keturunannya (Subowo, 1992).
Darah
mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut
sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh
jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin
ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh,
menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh
alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh
dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, 1997. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. ECG,
Jakarta
Budiono, J.D. 1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis.
University Press. IKIP. Surabaya.
Gunarso,
Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik,
DEPDIKBUD Institiut Pertanian Bogor, Bogor.
Maskoeri, 2008. . Penuntun Praktikum
Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Jakarta.
Subowo, 1992. Histologi Umum. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Sundoro,
S.H. 1983. Metode Pewarnaan (Histologis
dan Histokimia). Penerbit Bhrataro Karya Aksara. Jakarta.
I. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan
Tempat
Praktikum
Preparat Apus dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Oktober 2012 pada pukul 07.30 –
14.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Lanjut Biologi Fakultas MIPA, Universitas
Haluoleo Kendari.
B.
Alat dan
Bahan
1.
Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum Preparat Apus dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Alat serta kegunaannya pada praktikum Preparat Apus
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Kaca Objek
|
Sebagai media
apusan darah
|
2
|
Jarum Frankle
|
Untuk
mengeluarkan darah dari jari tangan
|
3
|
Kapas
|
Untuk
membersihkan darah dari jari tangan dan untuk mengambil alcohol 70%
|
4
|
Pipet tetes
|
Untuk
mengambil alcohol 70%
|
5
|
Kamera
|
Untuk memotret
hasil pengamatan
|
6
|
Mikroskop
|
Untuk
mengamati preparat apus
|
7
|
Alat tulis
|
Untuk mencatat hasil pengamatan
|
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum Preparat Apus dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2. Bahan serta kegunaannya pada praktikum Preparat Apus
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Darah manusia
|
Sebagai objek
pengamatan
|
2
|
Alkohol 70%
|
Untuk mrnsterilkan jari tangan
pada saat mengambil darah
|
3
|
Giemsa
|
Untuk mewarnai preparat apus agar
dapat memudahkan pengamatan
|
4
|
Air
|
Untuk mencuci preparat apus
|
5
|
Metanol
|
Untuk memfiksasi preparat apus
|
6
|
Kertas label
|
Untuk menberikan label pada
sampel apusan darah
|
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum Preparat Apus yaitu :
1.
Menusuk dengan jarum frankle pada salah satu
jari tangan kiri yang sebelumnya sudah diurut dan dibersihkan dengan kapas
beralkohol 70%.
2.
Mengusap tetes-tetes 2-3 dengan kapas.
3.
Meneteskan tetesan berikutnya di atas kaca
benda sedemikian rupa, sehingga merupakan lingkaran berdiameter ± 2 mm.
4.
Meletakkan kaca benda yang lain pada sisi yang
pendek di muka tetes darah tersebut, lalu tarik ke belakang sedikit sampai
kira-kira di tengah lingkaran darah timbul kapilaritas yang menyebabkan darah
dengan sendirinya merata ke kanan dan ke kiri tepi kaca benda pertama. Sudut
antara kedua kaca benda ± 45º.
5.
Mendorong kaca benda yang kedua maju ke depan
dengan kekuatan dan kecepatan yang sama rata supaya mendapatkan film darah yang
tipis sama rata.
6.
Mengeringkan di udara.
7.
Memfiksasi film darah kering dengan metanol
selama 3-5 menit.
8.
Mengeringkan film darah tersebut di udara,
selanjutnyan merendam film darah dengan
larutan giemsa 3% , membiarkan selama 30-50 menit.
9.
Membuang cairan kemudian mencuci film dengan
aquadest.
10.
Mengeringkan di udara.
11.
Mengamati preparat pada mikroskop
I.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada
praktikum Preparat Apus yaitu :
Preparat apus hasil pengamatan Prepaarat pembading dari
internet
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
Keterangan:
1. Neutrofil
2. Eosinofil
3. Limfosit
4. Basofil
5. Monosit
A.
Pembahasan
Darah merupakan suatu suspensi sel
dan fragmen sitoplasma yang dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam
arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi
interseluler yang berbentuk plasma yang pada akhirnya terbentuklah
darah. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit.
Darah manusia berwarna merah, antara merah
terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna
merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat
dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah jugamengangkut bahan bahan
sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Pada manusia umumnya memiliki volume darah
sebanyak kurang lebih 5 liter baik pada laki-laki ataupun perempuan dengan
unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah
terdiri dari eritrosit dan leukosit yang merupakan penyusun utama darah,
platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma darah
pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung air (90%), zat terlarut (10%)
yang terdiri dari protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen), 7% senyawa organik
(As. Amino, glukosa, vitamin, lemak), 2,1% garam organik (sodium, pottasium,
calcium) 0.9%.
Pembuatan apusan
darah merupakan salah satu cara mengamati materi-materi yang ada dalam darah
baik materi padat materi cairnya. Materi padat terdiri dari sel darah merah sel
darah putih, keeping-keping darah. Setelah diamati menggunakan mikroskop tampak
butiran-butiran dari eritrosit.
Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan
berbagai macam metode termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain:
pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan
lain-lain. Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski.
Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel
darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi
parasit-parasit darah misal Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan
protozoa.
Methanol adalah larutan yang digunakan
untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel pada sediaan tersebut
tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya yang dilakukan
selama 2 menit, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna yang umum digunakan agar
sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan
Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak dipakai untuk mempelajari morfologi
darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parasit-parasit darah
misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk serbuk atau larutan
yang disimpan di dalam botol yang gelap. Di dalam laboratorium-laboratorium
banyak dipakai larutan Giemsa 3% yang dibuat dari larutan baku Giemsa yang
berupa cairan (larutan).
Giemsa adalah campuran methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu
memberi warna ungu inti leukosit. Pewarnaan ini disebabkan karena oksidasi
methylen blue dan pembentukan senyawa baru dalam campuran yang dinamakan azure.
Setelah pemberiaan campuran jenis Romanosky, diferensiasi sel-sel dapat
dilakukan Berdasarkan 4 sifat pewarnaan yang menyatakan afinitas struktur sel
oleh masing-masing zat warna dari campuran yaitu afinitas untuk methylen blue,
afinitas untuk azure dikenal sebagai azurefilik (
ungu), afinitas untuk eosin (suatu zat warna asam ) dikenal sebagai asidofilik
atau eosinofilia.(merah muda kekuningan ) dan afinitas untuk komplek zat warna
yang terdapat dalam campuran, secara tidak tepat dianggap netral, dikenal
sebagai neutrofilia (salmon-pink smplilac).
Tujuan pencucian
pada preparat apusan darah yang sebelumnya telah direndam pada larutan giemsa
selama 15 menit kemudian dikeringkan yaitu agar sampel darah tidak terlihat
menggumpal pada saat pengamatan menggunakan mikroskop.
Sel
darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu eritrosit, lekosit dan
trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat
bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi
eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal
padat. Sel ini
bersifat elastis dan lunak. Berdasarkan hasil pengamatan
diketahui bahwa terdapat lima jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eusinofil,
basofil, monosit dan limfosit. Sel darah putih tidak berwarna sehingga pada
beberapa jenis sel ini tampak adanya butiran-butiran (granuler) pada sitoplasmanya. Berdasarkan hal ini, maka sel darah
putih dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu sel darah putih yang bergranula
(neutrofil, eusinofil dan basofil)
dan sel darah putih yang tidak bergranula (monosit
dan limfosit). Namun granula dari sel darah putih ini tidak dapat diamati
dengan jelas karena keterbatasan pembesaran dari mikroskop yang digunakan. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian
pinggir sel darah, lekosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan
agranulosit.
Agranulosit
disebut juga leukosit granular terdiri dari Neutrofil astau disebut juga
polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti
terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya
60%-50%. Eusinofil, Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi
granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%. Basofil, Sel
ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam
protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari
sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil
(terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang
strukturnya lebih besar daripada netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling
sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit
ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran
yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan
berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar),
intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk
pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk
sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya,
Trombosit terdapat khusus pada sel darah mamalia.
Neutrofil adalah
adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel
granulosit lain: eosinofil dan basofil yang mempunyai granula pada sitoplasma,
disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh. Granula
neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.
Eosinofil
merupakan sel darah putih bergranulasit yang berfungsi untuk kekebalan tubuh.
Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk
vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan limfosit
kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem pertahanan
tubuh.
Berdasarkan gambar dari hasil
pengamatan preparat apus darah manusia dengan pewarnaan Giemsa diketahui bahwa
preparat secara fisik cukup baik, bersih, dan terwarna. Dapat terlihat adanya
eritrosit dalam jumlah banyak dan leukosit. Eritrosit teramati terwarna agak bening transparan. Eritrosit berbentuk
bulat, dengan
bentuk seperti cekungan (cakram) pada sisi dalam (tengah) dan tak berinti. Leukosit
ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti berwarna ungu. Warna ungu
disebabkan oleh inti leukosit yang basa sehingga mudah menyerap zat warna
giemsa. Leukosit yang paling banyak dijumpai ialah neutrofil dan monosit
berkisar antara 10-15%, serta sedikit eosinofil dengan presentase kurang dari
5%. Presentase neutrofil memang
paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 50-70% dari jumlah leukosit yang ada. Ditemukanya leukosit dalam
preparat apus darah menunjukkan bahwa pendonor sdang mengalami sakit berkaitan
dengan fungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan tubuh manusia.
Pada praktek sebelumnya, kami
gagal karena preparat
yang kami peroleh tidak hanya
beberapa sampel apusan darah yang hasilnya bagus selebihnya hasilnya tidak baik
atau gagal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kesalahan
prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat membuat apusan, sehingga
sel-selnya ada yang rusak karena tertekan, kekurang terampilan praktikan dalam menggunakan mikroskop,
sehingga pencahayaan atau pemfokusannya kurang, kekurang terampilan praktikan dalam mengambil foto
preparat dan Lensa mikroskop
yang kotor, dan juga
kemungkinan larutan giemsanya yang sudah lama atau rusak sehingga hasil
preparat apusan darah tidak baik. Setelah praktikum kedua dilakukan sampel
apusan darah yang dibuat dapat diamati dengan baik dan hasilnyapun baik. Pada
preparat apusan darah dengan probandus darah praktikan masing-masing dengan
melalui pengamatan menggunakan mikroskop terlihat tampak jelas ada 3 jenis sel
darah putih yaitu dengan bentuk neutrofi, eosinofil dan limfosit.
V.
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Apusan darah merupakan salah satu
cara mengamati materi-materi yang ada dalam darah baik materi padat materi
cairnya. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa
terdapat lima jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eusinofil, basofil,
monosit dan limfosit dimana sel darah merah atupun sel darah putih tampak jelas
granulaanya.
B.
Saran
Saran yang
dapat diajukan pada praktikum kali ini yaitu agar semua praktikan untuk lebih
serius lagi dalam menjalankan praktikum agar hasil yang dicapai lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar