Kamis, 06 November 2014

Laporan MIKROTEKNIK "PREPARAT APUS"



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PERCOBAAN I
PREPARAT APUS

OLEH
NAMA                 :  SULHIJA
STAMBUK         :  F1D1 10 104
KELOMPOK      :  V (LIMA)
ASISTEN             :  SUGIRENG
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Darah merupakan bagian terpenting dalam system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah merupakan bagian yang cair. Plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi. Selain darah, cairan tubuh yang lain adalah limfe. Cairan limfe terbentuk dari air, glukosa, lemak, dan garam. Limfe berfungsi sebagai alat pengangkut cairan dan protein, emulsi lemak, dan penghasil antibodi. Komponen seluler limfe terdiri dari limfosit dan granulosit.
Benda-benda darah yang terdiri atas sel-sel darah yaitu sel darah putih ( leukosit ), sel darah merah (eritrosit), dan sel pembeku darah (trombosit). Sel darah merah merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Jumlah eritrosit bervariasi tergantung pada jenis kelamin dan usia. Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, berdiameter kira-kira 8 m, dan tidak mempunyai nukleus. Warna merah disebabkan oleh hemoglobin (Hb) yang berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen. Setiap hemoglobin terdiri atas protein yang disebut globin dan pigmen non protein.
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, dan kelenjar limpa. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Leukosit berumur 12 hari. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk fagosit (pemakan) bibit penyakit/benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas maka dilaksanakan praktikum dengan tujuan agar  kita dapat mengetahui bagian-bagian serta sifat khusus pada sel darah merah ataupun sel darah putih.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada  praktikum preparat apus yaitu metode apa yang digunakan untuk membuat preparat apus untuk mengaamati korpuskula darah?
C.      Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum kali ini yaitu agar dapat membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula darah.
D.      Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat membuat film darah tipis untuk mempelajari korpuskula darah.





II.    TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari (Budiono, 1992).
Sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca sediaan yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan bertindak sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan ynag lain bertindak sebagai alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan tipis darah (kaca perata). Darah dapat diperoleh dari tusukan jarum pada ujung jari. Sebaiknya tetesan darah pertama dibersihkan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Tetesan yang kedua diletakan pada daerah ujung kaca sediaan yang bersih. Salah satu ujung sisi pendek kaca perata diletakan miring dengan sudut kira- kira 450 tepat didepan tetes darah menyebar sepanjang sisi pendek kaca perata, maka dengan mempertahankan sudutnya, kaca perata digerakan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah diatas kaca sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar barulah dilakukan pewarnaan sesudah difiksasi menurut metode yang dipilih, yaitu metode Giemsa dan Wright yang merupakan modifikasi metode Romanosky (Gunarso, 1989).
Zat warna yang digunakan dalam metode Romanovsky adalah Giemsa yang sebelumnya telah diencerkan dengan aquades. Sediaan apus yang telah dikeringkan diudara, difixir dulu dengan methyl alkohol selama 3-5 menit. Semakin lama pewarnaan yang dilakukan maka intensitasnya menjadi semakin tua. Preparat apus yang yang telah selesai dibuat kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Gambar yang didapat dalam hasil menunjukan sel-sel butir darah baik eritrosit, leukosit, trombosit, atau yang lain (Maskoeri, 2008).
Melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk mrmpelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut metode oles (metode smear) yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup (Sundoro, 1983).
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspensi tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatu organisme. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo, 1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).




















DAFTAR PUSTAKA
Abbas, 1997. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. ECG, Jakarta
Budiono, J.D. 1992.  Pembuatan Preparat Mikroskopis. University Press. IKIP. Surabaya.
Gunarso, Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik, DEPDIKBUD Institiut Pertanian Bogor, Bogor.
Maskoeri, 2008. . Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Subowo, 1992. Histologi Umum. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sundoro, S.H. 1983. Metode Pewarnaan (Histologis dan Histokimia). Penerbit Bhrataro Karya Aksara. Jakarta.




I.       METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum Preparat Apus dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Oktober 2012 pada pukul 07.30 – 14.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Lanjut Biologi Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo Kendari.
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Preparat Apus dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat serta kegunaannya pada praktikum Preparat Apus
No
Nama Alat
Kegunaan
1
Kaca Objek
Sebagai media apusan darah
2
Jarum Frankle
Untuk mengeluarkan darah dari jari tangan
3
Kapas
Untuk membersihkan darah dari jari tangan dan untuk mengambil alcohol 70%
4
Pipet tetes
Untuk mengambil alcohol 70%
5
Kamera
Untuk memotret hasil pengamatan
6
Mikroskop
Untuk mengamati preparat apus
7
Alat tulis
Untuk mencatat hasil pengamatan







2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Preparat Apus dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan serta kegunaannya pada praktikum Preparat Apus
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Darah manusia
Sebagai objek pengamatan
2
Alkohol 70%
Untuk mrnsterilkan jari tangan pada saat mengambil darah
3
Giemsa
Untuk mewarnai preparat apus agar dapat memudahkan pengamatan
4
Air
Untuk mencuci preparat apus
5
Metanol
Untuk memfiksasi preparat apus
6
Kertas label
Untuk menberikan label pada sampel apusan darah

C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Preparat Apus yaitu :
1.    Menusuk dengan jarum frankle pada salah satu jari tangan kiri yang sebelumnya sudah diurut dan dibersihkan dengan kapas beralkohol 70%.
2.    Mengusap tetes-tetes 2-3 dengan kapas.
3.    Meneteskan tetesan berikutnya di atas kaca benda sedemikian rupa, sehingga merupakan lingkaran berdiameter ± 2 mm.
4.    Meletakkan kaca benda yang lain pada sisi yang pendek di muka tetes darah tersebut, lalu tarik ke belakang sedikit sampai kira-kira di tengah lingkaran darah timbul kapilaritas yang menyebabkan darah dengan sendirinya merata ke kanan dan ke kiri tepi kaca benda pertama. Sudut antara kedua kaca benda ± 45º.
5.    Mendorong kaca benda yang kedua maju ke depan dengan kekuatan dan kecepatan yang sama rata supaya mendapatkan film darah yang tipis sama rata.
6.    Mengeringkan di udara.
7.    Memfiksasi film darah kering dengan metanol selama 3-5 menit.
8.    Mengeringkan film darah tersebut di udara, selanjutnyan merendam film darah  dengan larutan giemsa 3% , membiarkan selama 30-50 menit.
9.    Membuang cairan kemudian mencuci film dengan aquadest.
10.    Mengeringkan di udara.
11.    Mengamati preparat pada mikroskop



I.       HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus yaitu :
Preparat apus hasil pengamatan                Prepaarat pembading dari internet
1.     
1
 
                    
2.     
2
 
                    
3.     
3
 
                     
4.                                                                                            
4
 
5.     
5
 
                                                 
Keterangan:
1.      Neutrofil
2.      Eosinofil
3.      Limfosit
4.      Basofil
5.      Monosit





 





A.    Pembahasan
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma yang dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk  plasma yang pada akhirnya terbentuklah darah. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah jugamengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Pada manusia umumnya memiliki volume darah sebanyak kurang lebih 5 liter baik pada laki-laki ataupun perempuan dengan unsur-unsur pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan plasma. Sel darah terdiri dari eritrosit dan leukosit yang merupakan penyusun utama darah, platelet yang merupakan trombosit atau keping darah, sedangkan plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung air (90%), zat terlarut (10%) yang terdiri dari protein plasma (albumin, globulin, fibrinogen), 7% senyawa organik (As. Amino, glukosa, vitamin, lemak), 2,1% garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%.
Pembuatan apusan darah merupakan salah satu cara mengamati materi-materi yang ada dalam darah baik materi padat materi cairnya. Materi padat terdiri dari sel darah merah sel darah putih, keeping-keping darah. Setelah diamati menggunakan mikroskop tampak butiran-butiran dari eritrosit.
Film darah (sediaan oles) dapat diwarnai dengan berbagai macam metode termasuk larutan-larutan yang sederhana antara lain: pewarnaan Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-lain. Pewarnaan Giemsa disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah misal Tripanosoma, Plasmodia danlain-lain dari golongan protozoa.
Methanol adalah larutan yang digunakan  untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya yang dilakukan selama 2 menit, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna yang umum digunakan agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak dipakai untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parasit-parasit darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk serbuk atau larutan yang disimpan di dalam botol yang gelap. Di dalam laboratorium-laboratorium banyak dipakai larutan Giemsa 3% yang dibuat dari larutan baku Giemsa yang berupa cairan (larutan).
Giemsa adalah campuran methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu memberi warna ungu inti leukosit. Pewarnaan ini disebabkan karena oksidasi methylen blue dan pembentukan senyawa baru dalam campuran yang dinamakan azure. Setelah pemberiaan campuran jenis Romanosky, diferensiasi sel-sel dapat dilakukan Berdasarkan 4 sifat pewarnaan yang menyatakan afinitas struktur sel oleh masing-masing zat warna dari campuran yaitu afinitas untuk methylen blue, afinitas untuk azure dikenal sebagai azurefilik ( ungu), afinitas untuk eosin (suatu zat warna asam ) dikenal sebagai asidofilik atau eosinofilia.(merah muda kekuningan ) dan afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat dalam campuran, secara tidak tepat dianggap netral, dikenal sebagai neutrofilia (salmon-pink smplilac).
Tujuan pencucian pada preparat apusan darah yang sebelumnya telah direndam pada larutan giemsa selama 15 menit kemudian dikeringkan yaitu agar sampel darah tidak terlihat menggumpal pada saat pengamatan menggunakan mikroskop.
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu eritrosit, lekosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ini bersifat elastis dan lunak. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat lima jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eusinofil, basofil, monosit dan limfosit. Sel darah putih tidak berwarna sehingga pada beberapa jenis sel ini tampak adanya butiran-butiran (granuler) pada sitoplasmanya. Berdasarkan hal ini, maka sel darah putih dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu sel darah putih yang bergranula (neutrofil, eusinofil dan basofil) dan sel darah putih yang tidak bergranula (monosit dan limfosit). Namun granula dari sel darah putih ini tidak dapat diamati dengan jelas karena keterbatasan pembesaran dari mikroskop yang digunakan. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, lekosit ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.
Agranulosit disebut juga leukosit granular terdiri dari Neutrofil astau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%. Eusinofil, Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%. Basofil, Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat khusus pada sel darah mamalia.
Neutrofil adalah adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh. Granula neutrofil berwarna merah kebiruan dengan 3 inti sel.
Eosinofil merupakan sel darah putih bergranulasit yang berfungsi untuk kekebalan tubuh. Limfosit adalah sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh.
Berdasarkan gambar dari hasil pengamatan preparat apus darah manusia dengan pewarnaan Giemsa diketahui bahwa preparat secara fisik cukup baik, bersih, dan terwarna. Dapat terlihat adanya eritrosit dalam jumlah banyak dan leukosit. Eritrosit teramati terwarna agak bening transparan. Eritrosit berbentuk bulat, dengan bentuk seperti cekungan (cakram) pada sisi dalam (tengah) dan tak berinti. Leukosit ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti berwarna ungu. Warna ungu disebabkan oleh inti leukosit yang basa sehingga mudah menyerap zat warna giemsa. Leukosit yang paling banyak dijumpai ialah neutrofil dan monosit berkisar antara 10-15%, serta sedikit eosinofil dengan presentase kurang dari 5%.  Presentase neutrofil memang paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 50-70% dari jumlah leukosit yang ada. Ditemukanya leukosit dalam preparat apus darah menunjukkan bahwa pendonor sdang mengalami sakit berkaitan dengan fungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan tubuh manusia.
Pada praktek sebelumnya, kami gagal karena preparat yang kami peroleh tidak hanya beberapa sampel apusan darah yang hasilnya bagus selebihnya hasilnya tidak baik atau gagal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat membuat apusan, sehingga sel-selnya ada yang rusak karena tertekan, kekurang terampilan praktikan dalam menggunakan mikroskop, sehingga pencahayaan atau pemfokusannya kurang, kekurang terampilan praktikan dalam mengambil foto preparat dan Lensa mikroskop yang kotor, dan juga kemungkinan larutan giemsanya yang sudah lama atau rusak sehingga hasil preparat apusan darah tidak baik. Setelah praktikum kedua dilakukan sampel apusan darah yang dibuat dapat diamati dengan baik dan hasilnyapun baik. Pada preparat apusan darah dengan probandus darah praktikan masing-masing dengan melalui pengamatan menggunakan mikroskop terlihat tampak jelas ada 3 jenis sel darah putih yaitu dengan bentuk neutrofi, eosinofil dan limfosit.



 
















V.    PENUTUP


A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Apusan darah merupakan salah satu cara mengamati materi-materi yang ada dalam darah baik materi padat materi cairnya. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat lima jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eusinofil, basofil, monosit dan limfosit dimana sel darah merah atupun sel darah putih tampak jelas granulaanya.

B.  Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum kali ini yaitu agar semua praktikan untuk lebih serius lagi dalam menjalankan praktikum agar hasil yang dicapai lebih baik.




Tidak ada komentar: