Laporan 1
PEMBUATAN EM
OLEH :
NAMA : SULHIJA
NIM : FIDI
10 104
KELOMPOK : III
ASISTEN : WA ODE SYARNI TALA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pertanian organik semakin berkembang sejalan dengan
timbulnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan
kebutuhan akan bahan makanan yang relative lebih sehat. Namun pada beberapa
tahun terakhir ini hasil pertanian negara kita menurun drastis. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti menurunnya kesuburan tanah. Kesuburan
tanah sangat tergantung dengan keadaan bahan-bahan organik yang dikandungnya
Kondisi lahan dan tanah pertanian yang telah banyak mengalami kerusakan dan
penurunan tingkat kesuburan sangat memerlukan solusi penanganan secara
maksimal.
Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Untuk menanggulangi pemakaian bahan kimia yang berlebihan pada lahan pertanian, maka harus disediakan suatu alternatif sebagai pengganti bahan-bahan kimia tersebut seperti membuat EM (Effective Microorganism).
Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Untuk menanggulangi pemakaian bahan kimia yang berlebihan pada lahan pertanian, maka harus disediakan suatu alternatif sebagai pengganti bahan-bahan kimia tersebut seperti membuat EM (Effective Microorganism).
EM (Effective Microorganism) ini akan membantu proses
pembentukan kompos, yaitu suatu bahan atau pupuk alami yang menguntungkan bagi
tanah, tanaman, dan lingkungan serta membantu menyediakan hara bagi tanaman. Pengomposan
merupakan salah satu cara pengelolaan sampah yang dapat mendatangkan keuntungan
bagi manusia, selain lingkungan yang bersih dan sehat; hasil pengomposan
mempunyai nilai ekonomis. Pengomposan sering digunakan karena teknologinya yang
sederhana dan murah, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit
Pengomposan
merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam
temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan
yang cukup bagus untuk diaplikaikan ke tanah. Teknologi pengomposan sampah
sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Bahan tambahna yang biasa digunakan activator kompos seperti Green
Phoskko Organic Decomposer dan Superfarm (Effective Microorganism) atau
menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost).
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada praktikum
pembuatan EM (Effective
Microorganism) yaitu bagaimana cara pembuatan EM (Effective Microorganism)?
C.
Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum
pembuatan EM (Effective
Microorganism) yaitu untuk mengetahui cara pembuatan EM (Effective
Microorganisme).
D.
Manfaat
Praktikum
Manfaat dari
praktikum ini yaitu dapat cara
pembuatan EM (Effective Microorganisme).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk organic
tradisional atau yang sering disebut dengan kompos, dalam pelaksanaannya akan
kita sempurnakan dengan pendekatan ilmu mikrobiologi, menjadi pupuk organic
yang lebih berkualitas, atau sering disebut sebagai pupuk lengkap organik
hayati. Disamping mengandung unsur hara
makro maupun mikro yang banyak, bokashi juga mengandung mikroorganisme yang
menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Dalam perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan
organic seperti; dedak, ampas kelapa, tepung ikan sampah kota,
kotoran ternak dan lain-lain. Bahan-bahan ini difermentasikan dengan
mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efectice
Mikroorganisme (EM4) (Lingga, 2006).
Disamping mengandung
unsur hara makro maupun mikro yang banyak, bokashi juga mengandung
mikroorganisme yang menguntungkan yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Dalam perkembangannya Bokashi dapat dibuat dari bahan
organic seperti; dedak, ampas kelapa, tepung ikan sampah kota,
kotoran ternak dan lain-lain. Bahan-bahan ini difermentasikan dengan
mikroorganisme sebagai pelaku utama dalam fermentasi tersebut yaitu Efectice
Mikroorganisme (EM4) (Sutejo,
2002).
Larutan
Effective Microorganism 4 (EM4) ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr.
Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Jepang dengan kandungan mikroorganisme
sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara
efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Dalam proses fermentasi bahan
organik, mikroorganisme akan bekerja dengan baik apabila kondisinya sesuai,
yaitu apabila dalam kondisi anaerob, pH rendah (3-4), kadar gula tinggi, kadar
air 30-40%, dan suhu sekitar 40-50oC (Djuarnani, 2005).
Penerapan tehnologi Effective
Mikroorganisms 4 (EM-4) merupakan tehnologi alternatif yang memberikan peluang
seluas-luasnya untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman
pertanian. Cara kerja EM-4 didalam tanah yang secara sinergis dapat
menekan populasi hama dan penyakit tanaman., meningkatkan kesuburan tanah
secara fisik, kimia adan biologis sehingga dapat meningkatkan kesehatan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mungkin masih banyak menjadi bahan
pertanyaan dan menimbulkan hal-hal yang kontriversial, karena kita masih
memegang teguh pada konsep teori yang lama, baik dalam ilmu tanah, agronomi,
hama dan penyakit serta fisiologi tanaman (Noor, 1996).
Salah satu hasil fermentasi bahan organic dengan inokulasi
(EM-4) disebut dengan istilah BOKHASI yang mungkin penerapannya masih belum
memasyarakat pada bidang pertanian di Indonesia secara luas. Sebenarnya Bokhasi
mempunyai peranan yang sangat besar dalam penyediaan pupuk organic secara cepat
untuk memenuhi kebutuhan pupuk pada berbagai jenis tanaman pertanian (Bahar,
1992).
B.
Pembahasan
Em 4
merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang
di dalmnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan
bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah. Mikroorganisme atau kuman yang berwatak “baik “itu terdiri
dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomydetes dan jamur
peragian.
Miroorganisme
menguntungkan tersebut (EM 4) telah lama ditemukan, diteliti dan diseleksi
terus menerus oleh seorang ahli pertanian bernama Profesor Teruo Higa
dari universitas Ryukyu Jepang. Dengan demikian EM4 bukan merupakan
bahan kimia yang berbahaya seperti pestisida,obat serangga atau pupuk kimia
lainnya. Apabila mikroorganisme EM4 berada dalam tanah, maka mikroorganisme
menguntungkan sejenis yang sudah ada di dalam tanah berkembang dengan baik,
sedangkan mikroorganisme yang merugikan yang dapat menimbulkan penyakit dapat
ditekan. EM4 mampu mengolah atau menguraikan
bahan-bahan organik dengan cepat secara fermentasi menjadi kompos sehingga
tidak menimbulkan bau bususk melainkan menimbulkan aroma yang segar.
Beberapa
keuntungan aplikasi effective microorganisme adalah bahwa EM dapat menekan
pertumbuhan mikroorganisme patogen atau yang merugikan tanah dan tanaman
sekaligus menghilangkan bau yang ditimbulkan dari proses penguraian bahan
organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanaman,
meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan, misalnya Mycorhiza,
Rhizobium, bakteri pelarut fosfat.
EM4
pertanian akan aktif memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk
hijau, pupuk kandang, dan lain-lain) yang terdapat dalam tanah. Hasil
fermentasi bahan organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang mudah
diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alkohol, asam amino,
protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organik lainnya.
Mikroorganisme
Efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang
bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomisetes dan
jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikrobia tanah. Pemanfaatan EM dapat memperbaiki kesehatan dan
kualitas tanah, dan selanjutnya memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman.
Fungsi EM
untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus
tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam
amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil,
fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk.
Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang
berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan
daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya
simpan produksi pertanian.
Disamping
itu, menurut Noor, 1996 bahwa kompos mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan antara lain: memperbaiki struktur tanah, memperbesar daya ikat
tanah berpasir, menambah daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan
tata udara dalam tanah, mengandung hara yang lengkap, memberi ketersediaan
bahan makanan bagi mikrobia, dan menurunkan aktivitas mikroorganisme yang
merugikan.
Effective Microorganism (EM) merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang
terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi
125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari
mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan
multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan
terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh
akar tanaman.
V.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum pembuatan
EM (Effective Microorganism) dapat disimpulkan bahwa EM4 pertanian akan
aktif memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk
kandang, dan lain-lain) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan
organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh
perakaran tanaman misalnya gula, alkohol, asam amino, protein, karbohidrat,
vitamin dan senyawa organik lainnya.
B. Saran
Saran yang
dapat kami sampaikan yaitu diharapkan agar asisten lebih menerapkan lagi
disiplin agar praktikan tidak melakukan kegiatan lain selain praktikum yang
dilaksanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahar, F.A. dan Z. Abidin. 1992. Kepentingan pengelolaan gulma dalam
pembangunan pertanian di Indonesia Bagian Timur. Makalah Utama Kongres dan
Seminar Nasional HIGI XI. Ujung Pandang.
Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat
Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok
Lingga,
Pinus. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok
Noor, A., A. Jumberi, dan R.D.
Ningsih. 1996. Peranan pupuk organik
dalam meningkatkan hasil padi gogo di lahan kering. hlm. 575-586. Dalam M. Sabran, H. Sutikno, A
Supriyo, S. Raihan, dan S. Abdussamad (Ed.). Prosiding Seminar Teknologi Sistem
Usahatani Lahan Rawa dan Lahan Kering. Balai Penelitian Tanaman Pangan
Lahan Rawa, Banjarbaru.
Sutejo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk
dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar