Kamis, 06 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PERCOBAAN II PREPARAT UTUH (WHOLE MOUNT) EMBRIO AYAM



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PERCOBAAN II
PREPARAT UTUH (WHOLE MOUNT)
EMBRIO AYAM

OLEH
NAMA                 :  SULHIJA
STAMBUK         :  F1D1 10 104
KELOMPOK      :  V (LIMA)
ASISTEN             :  SUGIRENG
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama. Telur terdiri dari enam bagian yaitu kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi khas.
Pembuatan sediaan utuh (whole mounts) embrio ayam membutuhkan tahapan-tahapan diantaranya fiksasi, rehidrasi, pewarnaan, dehidratasi, penjernihan, dan mounting. Dalam pembuatan preparat biologi diperlukan pengetahuan dasar lainnya yang berkaitan dan menunjang, serta dibutuhkan pula suatu ketrampilan dalam menangani bahan dan alat yang digunakan. Dengan penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang cukup akan memberikan hasil yang baik. Pembuatan sediaan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang bertahap dan berhubungan satu dengan yang lain sehingga kesalahan atau ketidaktelitian pada salah satu tahapan dapat mengakibatkan hasil akhir yang kurang baik pula. Hasil sediaan whole mounts embrio ayam dapat digunakan dalam mempelajari embriologi serta dapat digunakan dalam penelitian adanya kelainan dalam pertumbuhan embrio.
Pembuatan preparat utuh (whole mounts) embrio ayam dilakukan untuk mempelajari keadaan morfologi atau struktur hewan, kepentingan taksonomi ataupun mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada masa perkembangan hewan.
Berdasarkan pembahasan tersebut mengenai preparat utuh (whole mount) embrio ayam, maka dilakukan percobaan ini.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum preparat whole mount embrio ayam yaitu bagaimana cara membuat preparat utuh dari embrio ayam ?
C.      Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum preparat whole mount embrio ayam yaitu untur mengetahui cara membuat preparat utuh dari embrio ayam.
D.      Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum preparat whole mount embrio ayam yaitu dapat mengetahui cara membuat preparat utuh dari embrio ayam.







II.    TINJAUAN PUSTAKA
Proses yang terjadi dalam organogenesis meliputi transformasi dan diferensiasi embrio bentuk primitif berupa  Ekstensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi, evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbungnya, pertumbuhan yang tidak merata pada berbagai daerah bumbung, perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung, pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai macam jaringan yang berasal dari berbagai bumbung, pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya, dan penyelesaian bentuk luar (morfologi) embrio secara terperinci, halus dan individual (Yatim, 1994).
Metode mikroteknik untuk mengamati proses perkembangan organ tertentu dapat digunakan pewarnaan khusus, misalnya pewarnaan alizarin untuk mendeteksi pengendapan mineral kalsium pada proses pembentukan tulang keras. Mineralisasi matriks sel sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tulang. Garam kalsium yaitu, Ca karbonat pada cangkang telur ayam sangat berpengaruh dalam proses pengerasan tulang. Alizarin red merupakan suatu metode untuk mengetahui pembentukan tulang pada embrio atau untuk mendeteksi proses kalsifikasi pada tulang embrio (Campbell, 2004).
Embriologi mencakup yaitu progenase, embriogenase, dan organogenase. Cakupan diatas mengingatkan pengertian embriologi dalam artian yang sempit yang hanya mempelajari perkembangan embrio pralahir dalam rahim induk. Namun emberio ini dalan arti yang dikatakan luas meliputi perkembangan embrio pralahir dan perkembangan pasca lahir atau partus, karena perkembangan mahluk adalah berkelanjutan. Progenase adalah periodenya dari perkembangan embrio atau sel kelamin dahulu sampai kedua sel kelamin tersebut menyatu padu dan menjadi zigot proses progenase ini disebut dengan progenesis. Blastogenase meliputi perkembangan zigot menjadi orulasi, blatulasi dan grastulasi serta prosesnya masing-masing ini disebut seperti diatas. Perkembangan ombrio dalam atri lebih luas berupa bagaimana ovum dan sperma diproduksi (Djuhanda, 1981).
Masing-masing dari empat membran utama (amnion, korion, alantois, dan kantung kuning telur) yang menyokonh embrio merupakan lembaran sel-sel yang berkembang dari lembaran epitelium yang berada di sisi luar proper embrio. Kantung kuning telur meluas di atas permukaan massa kuning telur. Sel-sel kantung kuning telur akan mencerna kuning telur, dan pembuluh darah yang berkembang di dalam mebran itu akan membawa nutrien ke dalam embrio. Lipatan lateral jaringan ektraembrionik menjulur di atas bagian atas embrio itu dan menyatu untuk membentuk dua membran tambahan , yaitu amnion dan korion, yang dipisahkan oleh perluasan ekstraembrionik selom. Amnion membungkus embrio dalam kantung yang penuh cairan, yang melindungi embrio dari kekeringan, dan bersama-sama dengan korion menyediakan bantalan bagi embrio agar terlidung dari setiap guncangan mekanis. Membran keempat yaitu alantois, berasal dari pelipatan keluar perut belakang embrio. Alantois adalah kantung yang memanjang ke dalam selom ekstraembrionik. Alantois berfungsi sebagai kantung pembuangan untuk asam urat, yaitu limbah bernitrogen yang tidak larut dari embrio. Sementara alantois terus mengembang, alantois menekan korion ke membran vitelin, yaitu lapisan dalam cangkang sel telur. Bersama-sama, alantois dan korion membentuk organ respirasi yang melayani embrio. Pembuluh darah yang terbentuk dalam epitelium alantois mengangkut oksigen ke embrio ayam itu. Membran ekstraembrionik burung dan reptilia merupakan adaptasi yang berkaitan dengan permasalahan khusus perkembangan di darat (Champbell, 2004).
Selama hari kedua dan ketiga inkubasi pada telur ayam, jaringan membentuk pembuluh darah berkembang di bagian dalam dari area opaka membentuk area vasculosa, sedang area di sebelah luar membentuk area vitellina. Perkembangan pembuluh darah pada area vasculosa dihubungkan dengan diferensiasi pada sel darah pertama. Perkembangan pembuluh darah pada area vasculosa ini terjadi pada jalur berikutnya. Pertama dari seluruh kelompok sel mesoderma terjadi pada area opaka yang berada di sisi dan ujung posterior dari area pelusida. Kelompok sel-sel ini dinamakan pulau-pulau darah (Balinsky, 1970).















DAFTAR PUSTAKA
Balinsky, B.I. 1970, An Introduction to Embryology. W.B. Saunder Company, London.

Campbell, 2004. Biology, 5th ed., Benjamin Cummings, San Francisco

Djuhanda, T. 1981, Embriologi Perbandingan. Armico, Bandung.

Kimball, J.W, 1983, Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Yatim, Wildan, 1994, Reproduksi dan Embriologi, Tarsito, Bandung

































III. METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum Whole mount dilaksanakan pada hari Kamis, 8 November 2012 pada pukul 15.30 – 18.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Taksonomi dan Ekologi Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo, Kendari.
B.       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Whole mount dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaannya pada praktikum Whole mount
No
Nama Alat
Kegunaan
1
Kaca objek
Sebagai media whole mount embrio ayam
2
Gunting biasa
Untuk menggunting bagian tumpul dari cangkang telur
3
Gunting kecil bengkok
Untuk menggunting cangkang telur dari bagian ekstra embrional
4
Pinset kecil ujung runcing lurus
Untuk menusuk cangkang telur
5
Pinset kecil ujung runcing bengkok
Untuk memisahkan embrio dari bagian ekstra embrionalnya
6
Pipet tetes
Untuk mengambil larutan yang akan digunakan
7
Gelas arloji besar
Untuk menutup wadah dari embrio yang sedang direndam di dalam larutan
8
Gelas arloji kecil
Sebagai wadah untuk merendam embrio
9
Ember
Wadah untuk merendam telur untuk memastikan telur yang baik dan tidak.
10
Mikroskop
Untuk mengamati sediaan whole mount embrio ayam
11
Kamera digital
Untuk memotret hasil pengamatan
12
Stopwatch
Untuk menghitung lamanya perendaman.
13
Kaca penutup
Untuk menutupi sampel yang ada pada kaca preparat
14
Pensil
Untuk menandai bagian telur yang akan dibuka

Bahan yang digunakan pada praktikum Whole mount dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan serta kegunaannya pada praktikum Whole mount.
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Telur yang telah dierami selama 3-5 hari
Sebagai bahan pengamatan
2
Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
Untuk membersihkan embrio
3
Larutan alcohol 70%
Untuk mencuci (washing) dan dehidrasi pada embrio
4
Larutan alcohol 80%, 90%, 96% dan 100%
Sebagai larutan proses dehidrasi pada embrio
5
Larutan eosin Y
Untuk proses perwarnaan pada embrio
6
Larutan xilol
Untuk proses dealkoholisasi pada embrio
7
Entellan
Untuk proses mounting pada embrio
8
Air
Untuk merendam telur agar dapat dipilih yang dapat digunakan.
9
Kertas
Untuk membuat cetakan preparat embrio ayam
10.
Tissue
Untuk menyerap sisa-sisa larutan








C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Whole mount yaitu sebagai berikut:
1.      Membuat lingkaran dengan pensil tempat embrio yang akan dibuka. Memasukkan telur ke dalam sebuah bejana berisi air, mengupayakan agar telur tersebut tenggelam seluruhnya.
2.      Menusuk bagian yang tumpul (rongga udara), sehingga gelembung-gelembung udara keluar dan vitelus turun yang akan memudahkan membuka kulit telur.
3.      Menusuk bagian yang telah ditandai tadi dengan pinset, lalu menggunting lingkaran pada kulit kapur dengan gunting bengkok kemudian mengangkat kulit kapur tersebut dengan pinset agar embrio tampak.
4.      Mengisap cairan disekitar embrio dengan pipet namun mengusahakan agar blastoderm dan daerah ekstra embrional tidak ikut terisap. Setelah cairan di sekitar embrio habis, memindahkan embrio di dalam gelas arloji kecil.
5.      Menggunting membran vitelina, selanjutnya menggunting dengan gunting kecil bengkok area embrional di luar sinus terminalis juga di bawah blastoderm agar terlepas dari vitelus. Menarik blastoderm tersebut dengan hati-hati menggunakan pinset.
6.      Mencuci embrio dengan larutan garam fisiologis sampai bersih dengan semprotan-semprotan pipet perlahan-lahan.
7.      Memfiksasi embrio menggunakan larutan bouin secara hati-hati menggunakan pipet tetes  selama ± 10 menit tergantung pada besar kecilnya embrio.
8.      Washing: Menempatkan embrio dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.
9.      Pewarnaan: Memasukkan embrio dalam larutan pewarna larutan pewarna Eosin Y selama 2 menit.
10.  Washing: Memasukkan dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.
11.  Dehidrasi:
·      Dalam alkohol 70% selama 5 menit
·      Dalam alkohol 80% selama 5 menit
·      Dalam alkohol 90% selama 5 menit
·      Dalam alkohol 96% selama 5 menit
·      Dalam alkohol 100% selama 5 menit
12.  Dealkoholisasi (clearing): Memasukkan embrio dalam xilol sampai kepala tampak jelas.
13.  Mounting: Meletakkan embrio pada kaca benda yang telah diberi Entellan.
14.  Pengamatan: Mengamati dengan menggunakan mikroskop stereo kemudian mengidentifikasi bagian-bagian embrio tersebut.









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Pengamatan

 Hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:           
     

Keterangan:
1.      Bakal kepala
2.      Bakal paruh
3.      Bakal mata
4.      Bakal sayap
5.      Bakal ekor


 
  4
 
  5  5
 
3
 
2
 
1
 


B. Pembahasan
Metode Sediaan Utuh (Whole Mount) merupakan metode yang dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. spesimen kultur, organ, maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa ,potongan syaraf,pembuluh darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format taga dimensinya, yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja. Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap hewan uji karena metode ini menggunakan semua bagian tubuh hewan atau tanaman sebagai preparatnya. Tentu saja yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan ukuran yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi dan kecil.
Pertumbuhan dan perkembangan embrio ayam hampir seluruhnya terjadi di luar tubuh induk. Sumber makanan yang digunakan oleh embrio untuk pertumbuhan dan perkembangannya selama proses inkubasi berasal dari zat makanan yang terkandung dalam bagian telur. Perkembangan embrio terus berlangsung selama dalam organ reproduksi ayam betina. Bila telur keluar dari kloaka dan berada pada kondisi lingkungan suhu rendah maka perkembangan embrio akan terhenti. Masa ini disebut dengan masa dormansi (istirahat). Bila masa dormansi terlalu lama embrio tidak mampu berkembang lagi dan mengalami autolisis. Embrio akan berkembang sempurna bila kondisi lingkungan pada suhu yang sesuai sekitar 39oC.
Alasan digunakannya  telur ayam karena mudah didapat dan memiliki membran ekstra embrional yang lengkap serta mudah diamati. Terdapat empat macam selaput embrio pada ayam yaitu alantois, kantung yolk, amnion dan serosa. Telur ayam dilengkapi dengan yolk yang sangat banyak. Kandungan yolk yang besar ini digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan bahan makanan yang dibutuhkan embrio selama perkembangan dalam telur. Amnion merupakan selaput yang membungkus janin sehingga tidak berhubungan langsung dengan sekitarnya. Serosa tumbuh disekitar kantung yolk dan membungkus seluruh kantung tersebut, lalu melekat pada cangkang telur.
Percobaan pembuatan preparat ”whole mount” embrio ayam diperoleh embrio ayam. Kami juga dapat melihat bahwa pada embrio ayam ini terdapat bagian-bagian seperti bakal kepala yang nantinya akan tumbuh menjadi kepala yang sempurna, bakal mata,  bakal sayap dan bakal kaki. Bagian-bagian ini disebut bakal (calon) organ karena masih belum sempurna. Bagian-bagian ini nantinya akan mengalami perkembangan sehingga pada saat telur menetas telah menjadi organ-organ yang sempurna. Tahap awal embrio ini harus dapat hidup dari lingkungan yang ditemuinya yakni uterus. Pada hari-hari permulaan setelah kedatangannya di uterus, untuk keperluan energinya embrio tersebut sepenuhnya bergantung pada sekresi uterus embrio muda, sehingga embrio tersebut dapat mempertahankan hidupnya sampai mengimplantasikan dirinya dan membentuk hubungan yang permanen dengan sirkulasi maternal melalui plasenta. Terbentuknya organ-ogan pada embrio ayam diawali dengn tubulasi yang selanjutnya akan terbentuk bumbung neural, bumbung epidermis dan bumbung mesoderm, yang pada akhinya akan terbentuk organ-organ syaraf kelamin dan badan lainnya.





















V.    PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Sediaan Utuh (Whole Mount) merupakan metode yang dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. Alasan digunakannya  telur ayam karena mudah didapat dan memiliki membran ekstra embrional yang lengkap serta mudah diamati. Kami juga dapat melihat bahwa pada embrio ayam ini terdapat bagian-bagian seperti bakal kepala yang nantinya akan tumbuh menjadi kepala yang sempurna, bakal mata,  bakal sayap dan bakal kaki.

B.     Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum kali ini yaitu agar semua praktikan untuk lebih serius lagi dalam menjalankan praktikum agar hasil yang dicapai lebih baik.

Tidak ada komentar: