PRAKTIKUM
I
PEMBUATAN
LARUTAN EFFECTIVE MICROORGANISM (EM)
OLEH
NAMA
: SULHIJA
STAMBUK :
F1D1 10 104
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN
PEMBIMBING : WA ODE SYARNI TALA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas
pertanian telah melahirkan petani yang sangat tergantung pada pupuk kimia. Di
lain pihak, penggunaan lahan secara terus menerus berakibat pada penurunan
bahan organik tanah dan bahkan sebagian besar lahan pertanian mengandung bahan
organik rendah (< 2 %), padahal kandungan yang ideal adalah > 3 %. Tanah
dengan kandungan bahan organik rendah akan berkurang kemampuannya dalam
mengikat pupuk kimia, sehingga efektivitas dan efisiensinya menurun akibat
pencucian dan fiksasi. Perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan bahan organik
tanah dapat dilakukan melalui penambahan bahan organik atau kompos. Namun
demikian, kandungan hara pupuk organik tergolong rendah dan sifatnya slow
release, sehingga diperlukan dalam jumlah yang banyak.
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan/atau hewan
yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk mensuplai bahan organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Secara umum, manfaat pupuk organik adalah : memperbaiki
struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan daya simpan dan daya serap air,
memperbaiki kondisi biologi dan kimia tanah, memperkaya unsur hara makro dan
mikro serta tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu bagaimana cara
pembuatan (effective Microorganism)
EM?
C.
Tujuan
Praktikum
Praktikum kali ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui
cara pembuatan (effective Microorganism)
EM.
D.
Manfaat
Praktikum
Manfaat yang ingin dicapai pada
praktikum kali ini yaitu dapat mengetahui cara pembuatan (effective
Microorganism) EM.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap
organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan
yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan
bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya
kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman,
pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk
proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu
sendiri (Guntoro Dwi, 2003).
Aktivitas
mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih
luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses
dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya
ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut (Sofian.
2006).
Daur
ulang limbah menjadi sesuatu yang lebih berguna sangat dianjurkan untuk
mengurangi akibat dan dampak terhadap lingkungan. Pemanfaatan sampah kota
menjadi pupuk dalam bentuk kompos merupakan alternatif yang sangat baik. Limbah
sebagai bagian dari lingkungan abiotik, merupakan salah satu mata ranatai pemindahan
energi dan materi di antara komponen komunitas. Secara alamiah, alam cenderung
mendahulukan buangan yang lebih mudah dirombak, sedang selebihnya dalam
batas-batas tertentu akan ditenggang oleh alam. Akan tetapi bila kuantitas
limbah yang tidak mudah dirombak mulai membengkak, tentunya kesetimbangan
dinamis tadi tidak dapat lagi dipertahankan. Di sinilah andil tanah sebagai
pameran pembantu (auxiliary function) dalam meredam kegoyahan
lingkungan. Baik sebagai sistem penyaring, penyangga, maupun sebagai sistem
transformasi bahan pencemar – dalam hal ini limbah (Anonymousi,
2011).
Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik
seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan
mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi. Campuran
mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai
effective microorganism (EM). Penggunaan EM tidak hanya mempercepat proses
fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada proses penguraian
bahan organik(Toharisman, 1991).
Selain mendekomposisi bahan organic di dalam tanah, EM-4
Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang
menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen,
bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat
di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah
kekurangan fosfat. Dengan EM-4 Pertanian hife mikoriza dapat
meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan
mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM-4 Pertanian juga
melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap
pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh
tanaman ((Handayani, 2009).
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan Larutan Effective
Microorganism (EM) dilakukan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2013 pukul 13.00
WITA – selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi
Lanjut, Fakultas MIPA, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan kegunaan yang digunakan pada praktikum kali
ini yaitu dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel
1.
Alat dan kegunaan yang diperlukan pada praktikum ini yaitu
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Kamera Digital
|
Untuk mengambil gambar objek
pengamatan
|
2.
|
Alat Tulis menulis
|
Untuk menulis hasil
pengamatan
|
3.
|
Blender
|
Untuk
menghaluskan bahan
|
4.
|
Baskom
|
Untuk
menyimpan bahan yang sudah haluskan
|
5.
|
Timbangan
|
Untuk
menimbang bahan yang akan digunakan
|
6.
|
Kompor
|
Untuk
memasak bahan
|
7.
|
Periuk
|
Untuk
tempat memasak bahan
|
8.
|
Gayung
|
Untuk
mengaduk bahan
|
9.
|
Saringan
|
Untuk
menyaring
|
10.
|
Botol
|
Untuk
menyimpan bahan
|
Bahan dan kegunaan yang
dipakai pada praktikum kali ini yaitu dapat dilihat pada table sebagai berikut
:
Table
2. Bahan
dan kegunaan yang diperlukan pada praktikum ini yaitu
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Terasi 500 gr
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
2
|
Nenas
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
3
|
Susu murni 2 liter
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
4
|
Bekatul 1 kg
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
5
|
Usus ayam 2 kg
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
6
|
Gula pasir 1 kg
|
Sebagai bahan pembuatan EM
|
7
|
Air bersih 7 liter
|
Untuk melarutkan bahan-bahan yang sudah dicampur
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.
Menyiapkan seluruh peralatan dan bahan
yang dibutuhkan
2.
Menghaluskan bahan-bahan (usus ayam,
terasi, bekatul, nenas, gula pasir) dicampur air.
3.
Mencampurkan bahan-bahan kedalam baskom
yang telah disediakan.
4.
Memasukkan kedalam panci yang telah
disediakan sambil diaduk-aduk.
5.
Menyalakan kompor untuk memasak bahan yang
telah dicampur.
6.
Memasak bahan yang telah dicampur tadi
diatas kompor sambil diaduk-aduk hingga
siap didinginkan.
7.
Mendinginkan bahan kemudian dicampurkan
lagi dengan usus ayam dan susu steril yang telah dihaluskan yang telah dimasak
sebelumnya, kemudian dimasukkan kedalam ember sebagai wadah.
8.
Memasukkan kedalam ember/wadah yang
telah disiapkan kemudian ditutup rapat hingga udara tidak masuk kedalam wadah.
Setelah menutup wadah kemudian didiamkan selama 1 hari lamanya.
9.
Setelah 1 hari EM diaduk-aduk lagi
hingga rata dan disaring, kemudian dimasukkan kedalam botol aquades sebanyak 6
botol.
10.
Kemudian menyimpan EM tersebut ditempat
yang aman selama ± 3 minggu sebelum digunakan untuk mencampur pada kompos yang
akan dibuat.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum Pembuatan Larutan Effective
Microorganism (EM).
Keterangan :
Bahan
–bahan yang telah dicampur dan dimasak sampai mendidih
|
Keterangan :
Penambahan
bahan susu murni sebanyak 2 liter
|
Keterangan :
Penambahan
usus ayam sebanyak 2 kg
|
Keterangan :
Penyaringan
larutan EM yang telah disimpan selama 4 hari
|
Keterangan :
Pengisian
larutan EM ke dalam botol aqua 1,5 liter
|
Keterangan :
Botol
aqua berisi larutan EM yang ditutup rapat
|
B. Pembahasan
Effective Microorganism (EM) merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang
terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi
125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari
mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan
multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan
terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh
akar tanaman.
Kandungan
EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi
dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang
menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari
gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam
laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan
bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat
yang dihasilkan.
Fungsi EM
untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus
tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam
amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil,
fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk.
Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang
berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan
daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya
simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas
air dan mengurangi molaritas Benur.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Ginjal merupakan alat ekskresi dari
hasil metabolisme pada tubuh selain kulit,hati dll,dimana pada ginjal terjadi
proses absorbsi dan reabsorbsi pada tubuh.
2.
Urin normal berwarna kuning jernih atau
kuning kecoklatan karena mengandung zat warna urochrom.
3.
Perubahan warna urin dapat dijadikan
indikasi gangguan ginjal atau fungsi organ lain.
4.
PH
urine yang normal berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika
mengkon-sumsi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran.
B. Saran
Saran yang
dapat kami ajukan pada praktikum ini yaitu agar kepada para praktikan serius
dalam melakukan praktikum dan asisten lebih bisa mengendalikan para
praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousi.2011.http://kompos-organik.blogspot.com/2009/03/manfaat-kompos.html. Diakses
tanggal 1 Januari 2012
Guntoro Dwi, Purwono, dan Sarwono.
2003. Pengaruh Pemberian
Kompos Bagase Terhadap Serapan Hara Dan Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Dalam
Buletin Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Bogor.
Handayani, Mutia. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos
Terhadap Pertumbuhan Bibit Salam, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository diunduh 28 Desember 2011
Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Surabaya : Agromedia
Pustaka.
Toharisman, A. 1991. Potensi Dan Pemanfaatan Limbah
Industri Gula Sebagai Sumber Bahan Organik Tanah.
C.V. Pustaka Buana. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar