Selasa, 01 Januari 2013

PRAKTIKUM 2 ANWANQ


LAPORAN ANATOMI HEWAN PRAKTIKUM II “Classis Reptilia Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal)” OLEH NAMA : SULHIJA STAMBUK : F1D1 10 104 KELOMPOK : IV (EMPAT) PRODI : BIOLOGI ASISTEN PEMBIMBING : GEDE SULTRA WIRAWAN, S.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012 I. JUDUL Judul praktikum ini adalah Classis Reptilia Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal). II. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal), Varanus salvator (Biawak), Tokeks ecara inspectio dan sectio. III. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum Classis Reptilia Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan kegunaannya pada praktikum ini adalah sebagai berikut: No Alat Kegunaan 1. Gabus Sebagai tempat membedah kadal 2. Silet/cutter Untuk memotong dan membedah kadal 3. Pinset Untuk mengambil organ kadal 4. Jarum pentul Untuk menusuk kadal 5. Kamera digital Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan 6. Gunting Untuk menggunting kulit luar kadal 7. Mikroskop stereo Untuk mengamati organ kadal 8. Alat tulis menulis Untuk mencatat hasil pengamatan 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum Classis Reptilia Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan dan kegunaannya pada praktikum ini adalah sebagai berikut: No. Bahan Kegunaan 1. Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal) Sebagai bahan yang akan diamati 2. Formalin Untuk membius kadal IV. PROSEDUR KERJA Prosedur kerja praktikum Classis Reptilia Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal) adalah sebagai berikut: a. Mengambil seekor reptilia, membius dengan formalin, meletakkan di atas papan seksi/gabus, menjepit dengan alat penjepit agar tidak lepas. b. Tahap pertama mengamati secara inspectio dari caput, cervix, truncus dan caudal. Menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian. c. Tahap kedua mengamati secara sectio dengan mengiris secara hati-hati dan teliti pada kulit luar untuk menampakkan alat-alat dalam, agar hasil irisan tidak merusak organ dalam pada reptilia. d. Mengamati topografi (trachea sampai ren), menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian organ. e. Memisahkan caput dari truncus, mengamati cavum oris dan memisahkan badan sampai ekor, mengamati lubang pelepasan, menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian. f. Mengamati di bawah mikroskop stereo system digestorium, menunjukkan bagian dari tractus digestivus dan glandula digestoria. Menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian. g. Mengamati di bawah mikroskop stereo system cardiovasculare. Menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian. h. Mengamati di bawah mikroskop stereo system respiratorium. Menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian. i. Mengamati di bawah mikroskop stereo system urogenitale jantan dan betina dengan menunjukkan organ genitalia dan organ uropoetica. Menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian. j. Mengamati di bawah mikroskop cartilago hyoidea dan sternum, cingulum pectorale dengan cara memisahkan dari organ lainnya, menunjukkan bagian-bagiannya. Menggambar dan memberi keterangan. V. HASIL PENGAMATAN Hasil pengamatan pada praktikum Classis Reptilia Mabouya multifasciata, Kuhl (Kadal) adalah sebagai berikut: a. Inspectio 1. Penampang bagian punggung (facies dorsalis) Keterangan : 1. Kepala (caput) 2. Leher (cervix) 3. Lengan atas (brachium) 4. Lengan bawah (antebrachium) 5. Badan (truncus) 6. Paha (femur) 7. Tungkai bawah (crus) 8. Ekor (caudal) 9. Perut (Abdomen) 2. Sectio A. Sistem pencernaan (system digestorium) Keterangan : A. Saluran Pencernaan (tractus digestivus) 1. Rongga mulut (cavum oris) 2. Kerongkongan (esophagus) 3. Lambung (ventriculus) 4. Usus (intestinum) 5. Kloaka (cloaca) B. Kelenjar Pencernaan (glandula digestoria) 6. Hati (hepar) 7. Pankreas (pancreas) 8. Kantung empedu (vesica fellea) B. Sistem kardiovaskular (system cardiovaskulare) Keterangan: 1. Jantung (cor) 2. Ventrikel kiri 3. Ventrikel kanan C. Sistem Pernafasan (system respiration) Keterangan: 1. Paru-paru (Pulmo) 2. Paru-paru kiri 3. Paru-paru kanan D. Sistem ekskresi (system uropoetica) Keterangan: 1. Ginjal (ren) 2. Kandung kemih (vesica urinaria) 3. Kloaka (cloaca) E. Sistem reproduksi (system urogenitale) kadal jantan Keterangan: 1. Testis 2. Saluran sperma (epididimis) VI. PEMBAHASAN Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian. Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman permulaan, mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru dari pada amphibian. Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur. Kelas reptilia suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilian memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibian. Sisik yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Dan masih banyak lagi ciri-ciri khusus dari kelas reptilia. Salah satu reptile yang akan diamati yaitu kadal (Mabouya multifasciata). Mabouya multifasciata atau kadal adalah salah satu jenis reptilia yang hidup di darat. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat. Kadal adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian,yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal). Tubuh kadal ditutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir. Kadal bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibian. Ginjal kadal bertipe metanerfos. Fertilisasinya internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus (Tjitrosoepomo, 1979). Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. System urogenital terdiri dari terdiri dari dua system yaitu system uropeutik, adalah system pengeluaran dari ekskrit darah melalui ginjal, saluran ginjal dan kandung kemih, zat yang dikeluarkan berupa urine. System kedua adalah system genitalis yang mengeluarkan sel-sel kelamin. Alat pengeluarannya ada dua macam, pada hewan betina yaitu kelenjar kelamin betina yaitu ovarium, dengan saluran telur atau oviduk, salran telur ini bermuara di kloaka. Pada jantan ialah kelenjar kelamin jantan atau testes, dengan saluran vas deferens. Kadal yang kami amati termasuk jenis kadal betina. Pada system genitalis ginjalnya berwarna merah muda dan gerbentuk melonjong. Kandung kencing berada di bawah tulang kemaluan dan anak ginjal berada di bawah ginjal (Kimball, 1998). Sistem pernafasan pada kadal berupa paru-paru. Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup besar. SIstem pernafasan pada kadal dapat dijumpai tulang tipis yang berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Pernafasan pada kadal dimulai dari rima glottis, larink, trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan), bronchus, bronchioles, bifurcartrachea (percabangan trachea) dan sepasang paru-paru atau pulmo (Sumanto, 1994). Hasil pengamatan anatomi kadal yang telah kami lakukan telah didapatkan bahwa kadal (Mabouya multifasciata) merupakan hewan yang masuk dalam kelas reptilian dan ordo squamata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering tanpa lender dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya. Tubuh kadal terdiri dari tiga bagian, yaitu caput, truncus dan cauda. Kadal mempunyai bentuk kepala yang pipih dan meruncing kebagian ujungnya. Pada bagian kepala terdapat organ-organ yaitu mata, sepasang lubang hiding diujung moncongnya dan telinga yang kecil. Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadaktil yaitu anggota depan dan anggota belakang. Membran thympani tidak cembung dan celah auris eksterna jelas dapat dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membrane niktitans. Kadal merupakan hewan berkaki empat yang banyak hidup di alam bebas. Umumnya memiliki warna kuning coklat, warna ini sesuai dengan usia dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Kadal merupakan reptile yang memiliki panjang tubuh berkisar antara 5-40 cm. Kebanyakan hidup di pepohonan. Umumnya berkulit mengkilap dan mempunyai warna kehijauan hingga coklat. Ciri-ciri khusus kadal yaitu terdapat zat tanduk disepanjang permukaan tubuhnya, ,mempunyai cauda (ekor), jantungnya terdiri dari 2 antrium dan 2 ventriculus. Kadal mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadectil yaitu extrimitas anterior dan extrimitas posterior. Sistem pencernaan pada kadal dimulai dari mulut (cavum oris), pharink, oesophagus, gastrum, intestinum dan kloaka. Kadal mempunyai lidah yang digunakan untuk menangkap mangsa dengan cara menjulurkannya keluar, giginya melekat pada rahang, dari cavum oris dilanjutkan ke pharink, oesophagus dan gastrum. Gastrum dilanjutkan ke intestine, rectum, kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu untuk mengeluarkan sisa pencernaan, secret, dan juga untuk bereproduksi. Sistem pernafasan pada kadal berupa paru-paru. Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup besar. SIstem pernafasan pada kadal dapat dijumpai tulang tipis yang berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Pernafasan pada kadal dimulai dari rima glottis, larink, trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan), bronchus, bronchioles, bifurcartrachea (percabangan trachea) dan sepasang paru-paru atau pulmo. Sistem eksresi pada kadal berupa sepasang ginjal. Salurannya juga bermuara pada kloaka (muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan). Ginjal mensekresikan urin, hati yang mensekresikan cairan empedu dan pancreas, kemudian disalurkan melalui vesica urinaris, ureter dan berkahir pda kloaka. Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Kadal bersifat ovovivipar, telur kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Sistem reproduksi pada kadal jantan terdiri dari sepasang testis, epididimis, vas deferens dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukan sperma ke dalam tubuh kadal betina, hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balikan seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Karena kadal mempunyai alat kopulasi, maka kadal mengadakan fertilisasi internal. Kadal betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak disepanjang oviduct menuju kloaka. Ovum kadal betina yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air, hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakan dalam lingkungan basah. Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa reproduksi. Kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari pejantan. Sebelum mengawini betinanya, kadal jantan biasanya berkelahi terlebih dahulu untuk memperlihatkan penguasaannya. VII. Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan yaitu reptilia memiliki ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Kadal bersifat ovovivipar, telur kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. VIII. DAFTAR PUSTAKA Kimball, John W. 1998. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta. Tjitrosoepomo, G. 1979. Biologi II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Tidak ada komentar: